Berita Jateng
Kenaikan Harga Bawang Merah Picu Inflasi di Jateng, Gubernur Luthfi Ancam Tindak Tegas Tengkulak
Kenaikan harga bawang merah menyumbang inflasi di Jawa Tengah. Gubernur Ahmad Luthfi ancam tindak tegas tengkulak.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyoroti harga bawang merah dan bawang putih yang mengalami kenaikan, beberapa pekan terakhir.
Luthfi pun memerintahkan BUMD milik Pemprov Jateng, PT Jawa Tengah Agro Berdikari (JTAB) memperkuat pasokan dan penetrasi harga.
Dia meminta PT JATB tidak hanya mencari untung tetapi juga ikut menstabilkan harga.
“JTAB jangan hanya cari untung tapi bantu stabilkan harga. Tambah armadanya, masuk pasar-pasar yang jadi langganan inflasi."
"Rugi dulu gak apa-apa, lama-lama untung," kata Luthfi saat Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng di Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengha, Senin (6/10/2025).
Baca juga: Tren Harga Telur dan Daging Ayam di Jateng Naik, Gubernur Luthfi Klaim Masih di Bawah HAP
Luthfi tidak akan menoleransi praktik tengkulak yang melakukan mafia pangan.
Dia akan menindak tegas jika praktik itu berjalan.
“Kalau ada yang sengaja menahan barang dan bikin harga naik, saya minta ditindak. Kalau tak bisa, serahkan ke Polda."
"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak," ujarnya.
Luthfi menyoroti tingginya harga bawang merah.
Padahal, Jawa Tengah dikenal sebagai sentra produksi bawang merah nasional.
"Bawang merah kita ini jagoan tapi kok masih mahal. Pasti ada yang tersumbat. Ini yang harus diurai," kata Luthfi.
Ia menegaskan pentingnya langkah konkret dalam mengendalikan inflasi daerah, bukan hanya rapat dan laporan rutin.
“Kalau hanya rapat tiap pekan tapi harga tetap tinggi, itu artinya kebijakan kita belum nyentuh masyarakat," tegasnya.
Kenaikan Harga Sumbang Inflasi
Sementara itu, kenaikan harga sejumlah bahan pokok di pasar Jateng memicu inflasi.
Baca juga: Biaya Pendidikan Sumbang Inflasi Jateng, Masuk SD Swasta di Semarang Butuh Rp27 Juta
Inflasi Jawa Tengah pada September 2025 tercatat sebesar 0,21 persen (month to month), naik dibanding Agustus yang mengalami deflasi -0,10 persen.
Sementara, secara tahunan (year on year), inflasi Jateng mencapai 2,65 persen, meningkat dari 2,48 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Lima komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi adalah kenaikan harga daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, dan telur ayam ras.
Sementara, komoditas yang memberikan andil deflasi di antaranya bawang putih, tarif kereta api, dan bensin.
Berbagai upaya Pemerintah Provinsi Jateng untuk pengendalian inflasi telah dilakukan.
Di antaranya, melaksanakan Gerakan Petani Peduli Inflasi Cabai di Kabupaten Magelang pada 22 September 2025 serta Gerakan Pangan Murah yang telah digelar 1.597 kali hingga 26 September.
Kegiatan tersebut mendapat dukungan dana dari APBN, APBD, dan lembaga lain. (*)
Tren Harga Telur dan Daging Ayam di Jateng Naik, Gubernur Luthfi Klaim Masih di Bawah HAP |
![]() |
---|
Kecamatan Paling Sejuk di Pekalongan Jadi Magnet Wisata Baru Jawa Tengah |
![]() |
---|
Industri Wisata Wonosobo Masih Bergeliat, Penetapan Geopark Dieng Ikut Mendongkrak |
![]() |
---|
Kudus Sumbang Cukai Rokok Besar untuk Negara, Pemkab Ajukan Tambahan DBHCHT Rp 300 Miliar |
![]() |
---|
Apa Itu Program Bangga Bela Beli Wisata Lokal Wonosobo, Strategi Pemkab Dongkrak Pariwisata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.