Berita Banyumas

Anggaran Bencana Dipakai Tangani Dampak Demo, Pemkab Banyumas Cari Dana Lain selama Tanggap Darurat

Bupati Banyumas upayakan pencarian dana antisipasi bencana alam setelah anggaran belanja tak terduga dipakai menangani dampak demo.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
BERI KETERANGAN - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono memberi keterangan kepada wartawan, Senin (15/9/2025). Sadewo menegaskan komitmennya mencari dana setelah anggaran belanja tak terduga (BTT) untuk bencana alam terpakai memperbaiki gedung DPRD yang rusak akibat kerusuhan demo. Saat ini, Pemkab Banyumas menerapkan status Tanggap Darurat Bencana setelah terjadi 113 kejadian bencana dalam dua hari. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengupayakan pencarian dana lain sebagai antisipasi bencana alam menyusul penerapan status Tanggap Darurat Bencana.

Diketahui, anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang dialokasikan untuk mengantisipasi bencana, telah terpotong Rp1 miliar guna menangani dampak demo berakhir rusuh pada akhir Agustus lalu.

"BTT memang kepotong Rp1 miliar tapi untuk penanganan bencana tetap akan kami carikan," kata Sadewo, Senin (15/9/2025). 

Status Tanggap Darurat Bencana ini diterapkan setelah terjadi 113 bencana alam dalam dua hari, 10-11 September 2025.

Status ini berlaku penuh, termasuk akhir pekan dan hari libur.

Baca juga: Banyumas Dilanda Ratusan Bencana dalam 2 Hari, Pemkab Langsung Tetapkan Status Tanggap Darurat

Sadewo mengatakan, ketersediaan anggaran bencana menjadi bagian dari siaga bencana Pemkab Banyumas.

Apalagi, Banyumas menjadi langganan banjir dan tanah longsor saat musim hujan tiba.

"Setiap tahun, saya ditanya soal banjir dan longsor. Ini memang bencana tahunan."

"Tapi, persiapan sudah kami lakukan," ujar Sadewo.

Waspada Hingga Desember

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho mengatakan, status ini merujuk pada Perka BNPB Nomor 3 Tahun 2016 serta hasil analisis BMKG dan ESDM.

"Sekitar 95 dari 113 titik merupakan longsor, paling banyak di Kecamatan Gumelar," kata Budi.

BPBD mencatat, bencana sebagian besar terjadi di wilayah dengan kerentanan menengah.

Namun, intensitas hujan tinggi membuat risikonya meningkat. 

Baca juga: Kerugian Akibat Kerusuhan Demo di Purwokerto Capai Rp821 Juta, Pagar Besi Hingga Amplifier Hilang

BMKG memperkirakan, curah hujan di Banyumas bagian utara akan terus meningkat sepanjang September, dengan puncaknya pada Desember.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Slamet Selatan, Mahendra DA menegaskan, karakter geologi Banyumas memang rawan longsor. 

Ia mengimbau warga di kawasan perbukitan membentuk ronda kebencanaan sebagai bentuk kesiapsiagaan.

Pemkab Banyumas akan membentuk Satgas dan Pos Komando mengkoordinasikan penanganan bencana serta menggandeng CSR untuk penguatan bantuan darurat. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved