Berita Purbalingga
Canggih Mesin Perontok Kapulaga di Purbalingga, Petani Bisa Hemat Biaya
Alat yang diklaim baru ada di Purbalingga ini membuat pekerjaan pasca panen jauh lebih cepat dan efisien.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA— Kabar gembira datang untuk para petani kapulaga di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
Sebuah inovasi baru berupa mesin perontok sekaligus pembersih kapulaga kini mulai dimanfaatkan petani. Alat yang diklaim baru ada di Purbalingga ini membuat pekerjaan pasca panen jauh lebih cepat dan efisien.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan, alat tersebut merupakan sebuah inovasi baru dari masyarakat Purbalingga yang dibiayai melalui program Upland di wilayah tersebut.
"Sehingga, ini menjadi salah satu inovasi yang baru ada di Purbalingga," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com Selasa, (25/11/2025).
Untuk diketahui progam Upland adalah progam pengembangan pertanian dataran tinggi dari hulu hingga hilir, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Menurutnya, alat tersebut dilengkapi dengan mesin motor listrik 1/2 HP (375) watt. Dengan tarif listrik Rp1. 440 per kWh, biaya operasionalnya hanya sekitar Rp540 per jam.
Berdasarkan hasil uji coba petani, mesin tersebut mampu membersihkan 72 kilogram kapulaga basah per jam. Sehingga biaya per kilogram nya hanya sekitar Rp7,5.
"Jauh lebih murah, dibanding dengan pembersihan manual yang menelan biaya Rp166-200 per kilogram," katanya.
Adapun, luas tanaman kapulaga di Purbalingga saat ini mencapai 435,7 hektare dengan total 2.104.004 kilogram.
Menurut Prayitno, saat ini minat petani terhadap komoditas tersebut meningkat sejak masa pandemi.
"Harga kapulaga sempat melampaui harga kopi saat itu. Sehingga banyak petani yang beralih. Sampai saat ini kapulaga pun tetap dicari karena punya nilai ekonomi yang tinggi," ujar Prayitno.
Baca juga: Tempat Tongkrongan Didatangi Kelompok Bersenjata, Pemuda di Pati Panik Lari ke Kantor Polisi
Selain menjadi bumbu masakan, rempah tersebut juga dipakai sebagai obat tradisional. Aromanya yang khas, rasanya yang hangat dan sedikit pedas serta kaya akan antioksidan juga bermanfaat untuk pencernaan, stamina hingga kesehatan jantung.
Salah satu petani dari pengurus Poktan Mugi Rahayu Desa Bodaskarangjati mengaku sangat terbantu dengan adanya inovasi tersebut.
Dibanding proses sebelumnya yang memakan waktu lama, kini proses pembersihan dapat ditangani hanya dalam hitungan menit.
"Biasanya kalau membersihkan 5-6 kilogram kapulaga basah butuh waktu sampai satu jam jika dikerjakan manual. Tapi dengan mesin ini, cukup lika menit saja. Jauh lebih cepat," katanya.
Selain kemudahan alat, ia juga menyebut saat ini petani tengah menikmati harga jual yang sangat menguntungkan. Kapulaga basah saat ini dihargai Rp13. 000 per kilogram, sedangkan kapulaga kering dapat mencapai Rp83.000 per kilogram.
"Kalau satu hektare bisa menghasilkan 175 kilogram kapulaga kering, nilainya bisa sekitar Rp14,5 juta," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Perontok-kapulaga.jpg)