Berita Jateng

Semua Korban Longsor di Banjarnegara dan Cilacap Akan Dicari Sampai Ketemu

Letjen TNI Suharyanto, mengatakan bahwa tim SAR memperpanjang masa pencarian demi memastikan seluruh korban dapat ditemukan.

Permata Putra Sejati
PENCARIAN KORBAN - Situasi operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, hari kedelapan, Kamis (20/11/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan proses pencarian korban longsor di Majenang, Cilacap dan Pandanarum, Banjarnegara masih terus dilakukan. 


Hal tersebut disampaikannya saat hadir di acara penanaman bibit peringatan Hari Pohon Sedunia di Swiss Van Java, Wonosobo, Jumat (21/11/2025).


Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengatakan bahwa tim SAR memperpanjang masa pencarian demi memastikan seluruh korban dapat ditemukan.


“Baik, saya sampaikan perkembangan per hari ini ya.


Untuk Majenang, ini pencarian pertolongannya masih terus dilakukan. 


Per hari ini masih ada tiga yang masih kita cari. Mudah-mudahan bisa ketemu,” ujar Suharyanto.


Ia menjelaskan bahwa standar pencarian biasanya dilakukan 6×24 jam, namun BNPB memutuskan memperpanjang masa operasi. 


“Tetapi karena kita ingin semuanya bisa ditemukan, makanya ditambah tiga hari. 


Nanti setelah tiga hari baru kita akan diskusi dengan ahli waris, terutama keluarganya,” lanjutnya.


Menurutnya, sejauh ini pencarian di kedua lokasi tidak menghadapi kendala besar. 


“Personil banyak, cuaca juga kita atur supaya tidak hujan. Kemudian alat berat juga cukup,” ucapnya.


Namun ia mengingatkan bahwa kecepatan longsoran mencapai 200 kilometer per jam, sehingga dikhawatirkan posisi korban bisa bergeser jauh. 


BNPB mencatat ada 196 KK pengungsi di Majenang yang kini memasuki proses relokasi.


“Satu dua hari ini kita akan bangun hunian sementara. Lahannya sudah disiapkan oleh pemerintah daerah dan sekarang sedang proses pematangan lahan," lanjutnya.


Sementara itu, kebutuhan dasar bagi para korban dinilai aman. 


“Logistik, makanan, pelayanan, tempat, tenda dan lain sebagainya kebutuhan dasar dari masyarakat semuanya terpenuhi. Bahkan mungkin berlimpah," sebutnya.


Suharyanto menekankan bahwa perhatian pemerintah akan tetap berjalan jangka panjang. 


Sementara itu, situasi di Banjarnegara juga masih dalam fase kritis. Ini merupakan hari keempat pascalongsor, dan pada dua hari pertama evakuasi belum bisa dilakukan.


“Karena masih bergerak tanahnya. Sebetulnya kalau dari sudut geologi, hari ini pun belum bisa naik. 


Tetapi karena jumlah korbannya banyak, 26, akhirnya dengan memperhatikan keamanan yang maksimal, pencari, personil, dan alat berat sudah bisa masuk meskipun tidak sebanyak Majenang. Kita catat masih 18 yang hilang," jelasnya 

Baca juga: Pemkab Kebumen Salurkan Bantuan Rp 313 Juta Bagi Kelompok Rentan


Pengungsian di Banjarnegara lebih besar dibanding Majenang dengan sekitar 900 KK. Pemerintah telah menyiapkan lahan relokasi dan hunian sementara seperti di Majenang.


“Logistik, permakanan, tempat tinggal, kebutuhan-kebutuhan dasar bagi manusia, ini relatif terpenuhi.


Kementerian sosial, kementerian kesehatan, pemerintah provinsi, dan kabupaten-kabupaten tetangganya semuanya membantu," lanjutnya.


Terkait kerugian akibat bencana BNPB menghitung sementara ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Jumlah tersebut belum termasuk kebutuhan relokasi maupun biaya tanggap darurat. Suharyanto menegaskan bahwa bencana selalu membawa biaya besar.


“Contoh ya, hitungan kasar misalnya rumahnya rubuh, kemudian lahan pertanian sekitar Rp35 miliar untuk Banjarnegara.


Tentu saja angka ini akan bergerak terus karena ini berdasarkan perkiraan sementara,” sebutnya.


Suharyanto menekankan pentingnya penguatan mitigasi sebelum bencana terjadi. Koordinasi lintas kementerian dan lembaga disebut semakin solid, tetapi pencegahan tetap menjadi fokus utama. (ima)

 

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved