Longsor Banjarnegara
Gubernur Minta Siagakan 500 Personel untuk Cari 26 Warga yang Hilang Usai Longsor Pandanarum
26 warga di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara masih belum ditemukan
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA — Sebanyak 26 warga di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara masih belum ditemukan pasca longsor yang melanda wilayah tersebut.
Kondisi tanah yang terus bergerak, membuat upaya pencarian sempat terhambat. Namun, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam kunjungannya memastikan seluruh kekuatan akan terus dikerahkan untuk menemukan para warga tersebut.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil kajian BMKG dan sejumlah lembaga teknis, di lokasi tanah longsor tersebut masih menunjukan adanya potensi pergerakan tanah. Karena itu, pihaknya memutuskan untuk segera mengevakuasi seluruh warga yang berada di dusun tersebut dengan jumlah 886 jiwa.
"Saya tidak mau tahu, keselamatan masyarakat adalah yang utama. Kita sudah rapat dengan Pangdam, Deputi BNPB, Kapolda, Bupati, Dandim dan Kapolres. Kita putuskan agar seluruh warga harus diungsikan," tegasnya, Senin (17/11/2025).
Saat ini, pihaknya mengatakan telah menyiapkan tiga titik pengungsian terpusat, dan seluruh warga telah ditempatkan berdasarkan nama dan alamat untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Baca juga: Wisata Benteng Fort Willem I Ambarawa Resmi Dibuka, Ada Galeri Mobil Antik dan Pusat Kuliner
500 Personel Dikerahkan
Untuk mempercepat proses pencarian 26 warga yang hilang, pihaknya mengatakan telah meminta agar Basarnas mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya.
"Basarnas dengan 500 anggota sudah kita bagi menjadi beberapa tim. Besok pagi mereka akan mulai bekerja dengan peralatan lengkap. Kita juga sudah siapkan 4-10 ekskavator untuk mempercepat pencarian," jelasnya.
Langkah tersebut menurutnya dilakukan karena material longsor yang cukup tebal dan area terdampak yang luas.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan telah membentuk empat klaster pengungsian yakni klaster pengungsian untuk mengatur mobilitas dan kebutuhan tempat tinggal warga, klaster logistik untuk memastikan pasokan kebutuhan terpenuhi, klaster kesehatan untuk memonitor kesehatan pengungsi dan klaster pendidikan untuk menjamin proses belajar mengajar anak-anak, mulai dari SD hingga SMA tetap berjalan.
"Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita kehilangan hak pendidikannya. Sehingga Dinas Pendidikan dalam hal ini sudah turun tangan agar aktivitas belajar tetap bisa dilakukan," katanya.
Tidak hanya itu, bersama dengan Polda Jateng dan Kodam, Gubernur juga mengatakan telah membentuk tim untuk segera memberikan trauma healing bagi para warga terdampak.
Lebih lanjut, Gubernur menambahkan, dalam tiga hari kedepan pengungsi akan dipindahkan ke hunian sementara di lahan seluas dua hektare.
"BNPB dan Dinas PU akan segera membangun pemukiman darurat tersebut," ujarnya.
Sementara itu untuk jangka panjang atau untuk hunian tetap, pihaknya memastikan lokasi hunian akan tetap mempertimbangkan keamanan, kenyamanan serta akses pekerjaan bagi para warga.
"Karena jumlahnya itu hampir satu dusun, kami sedang memilah dan memilih dimana lokasi huntap yang tepat. Harus betul-betul representatif, tidak hanya kebutuhan sandang, pangan dan papan saja tetapi berikut dengan pekerjaan bagi mereka, ini juga harus kita pikirkan," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Lurhfi-di-situkung.jpg)