Longsor Banjarnegara
Duka Akibat Longsor Pandanarum Banjarnegara, 823 Orang Masih Mengungsi
Pemprov akan menggelar rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA-Sebanyak 823 jiwa mengungsi ke pos pengungsian di halaman Kantor Kecamatan Pandanarum paska longsor tebing tinggi lawasan hutan pinus Dusun Situkung Desa Pandanarum Kabupaten Banjarnegara longsor, Minggu (16/11/2025).
Longsor dengan diameter sekitar 100 x 100 meter meluncur deras dan menghantam permukiman warga di RT 1 hingga RT 4 RW 03.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memastikan penanganan dilakukan secara terpadu sejak informasi bencana diterima.
“Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih (terjebak) di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” ujar Luthfi saat meninjau lokasi longsor, Senin (17/11/2025).
Menurutnya, pencarian dan upaya penanganan diperkuat bersama Pangdam, Basarnas, dan BNPB.
“Hari ini kami bergerak (pencarian) by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” ujarnya.
Gubernur menyebut bantuan dari provinsi sudah disiapkan dan dikirim. Bantuan Banjarnegara yang dikirim sebesar lebih dari Rp 700 juta dan Kabupaten Cilacap Rp 400 juta
“Untuk Banjarnegara, kami siapkan (lebih dari) Rp 700 juta. Sebelumnya hampir Rp 400 juta untuk wilayah Cilacap,” tuturnya.
Ahmad Luthfi mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab banyaknya wilayah yang rawan longsor.
“Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi: Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi. Harus ada pencegahan dini,” tuturnya.
Pemprov akan menggelar rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang.
Baca juga: Kriminalisasi Terus Berulang, Ratusan Petani Serbu Polda Jateng
Data bantuan yang telah masuk dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah tercatat senilai Rp 385,48 juta.
Bantuan tersebut meliputi logistik dari Dinas Sosial yang bersumber dari APBN senilai Rp 239,35 juta, beras dua ton dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp 27 juta, serta obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp 11,91 juta.
Dukungan juga datang dari BUMD Jateng Peduli Bencana, yaitu logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp 15,5 juta dan tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp 45 juta, serta logistik dari BPBD Jateng senilai Rp 46,72 juta.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 450 juta untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah. (rtp)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Luthfi-cek-longsor-pandanarum.jpg)