Berita Cilacap
Napi Lapas Nusakambangan Kreatif Produksi Paving Block dari Limbah Pabrik
Bersama rekan-rekannya, Kevin mampu memproduksi hingga seribu unit paving dan batako setiap hari dengan satu mesin
Penulis: Rayka Diah Setianingrum | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Di balik kawasan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, suara mesin pencetak paving block bergemuruh, menandai lahirnya harapan baru bagi ratusan warga binaan.
Salah satunya Kevin, narapidana berusia 29 tahun, yang kini mahir membuat paving dan batako dari bahan baku tak biasa, yakni FABA atau fly ash bottom ash, yang merupakan limbah abu sisa pembakaran batu bara dari PLTU Adipala.
Bersama rekan-rekannya, Kevin mampu memproduksi hingga seribu unit paving dan batako setiap hari dengan satu mesin yang dioperasikan lima hingga enam orang.
"Keuntungan kami jelas, menambah ilmu dan bekal agar bisa mandiri saat bebas nanti, karena awalnya kami benar-benar mulai dari nol," ujar Kevin saat ditemui di bengkel kerja, Selasa (9/9/2025).
Ia mengaku awalnya kesulitan, terutama saat mencoba mengoperasikan mesin dan meracik adonan yang tepat.
Namun setelah sebulan mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), Kevin dan kawan-kawan mulai terbiasa dan bisa menghasilkan produk berkualitas.
"Awalnya sulit sekali, tapi setelah didampingi petugas, kami jadi paham, sekarang produksi lancar," tambahnya.
Bagi Kevin, keterampilan ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan modal penting untuk membangun kembali kehidupannya setelah bebas.
"Kalau kita mau berubah, jangan pesimis, tunjukkan pada masyarakat bahwa warga binaan juga bisa sukses dan benar," ucap Kevin.
Program pemanfaatan FABA di Nusakambangan ini tidak hanya melibatkan Kevin, melainkan juga 142 tenaga kerja warga binaan dengan dukungan 30 orang ahli terampil.
Seluruhnya merupakan warga binaan Lapas Nusakambangan yang diberdayakan untuk menggerakkan fasilitas pengolahan limbah ini.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan dukungan penuh terhadap program yang digagas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Ia menegaskan bahwa program ini masih dalam tahap awal, namun akan terus dikembangkan dengan sinergi berbagai pihak di masa depan.
Dari instalasi ini, warga binaan mampu menghasilkan beragam produk konstruksi seperti paving persegi panjang, paving hexagonal, batako, roster, hingga buis beton D30 dan D50.
"Tak hanya bermanfaat secara ekonomi, program ini juga berkontribusi besar bagi lingkungan dengan potensi penurunan emisi sebesar 1.598 ton CO₂e per tahun," kata Darmawan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.