PDAM Purbalingga

WARGA GEGER Tolak Mentah-mentah Rencana PDAM Sedot Mata Air Limpak Dau, Tuding Data Tak Valid

Ratusan petani dan peternak di Padamara, Purbalingga, kompak menolak rencana PDAM tambah debit air.

TRIBUN BANYUMAS/ FARAH ANIS RAHMAWATI
WARGA TOLAK RENCANA PDAM, Suasana saat warga yang merupakan petani dan peternak menyampaikan aspirasinya dalam forum jajak pendapat di Desa Gemuruh, Padamara, Kamis (28/8/2025). Warga secara kompak menolak rencana PDAM Purbalingga untuk menambah debit air dari Mata Air Limpak Dau karena khawatir sawah mereka kekeringan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Suasana memanas saat ratusan warga yang mayoritas petani dan peternak menolak mentah-mentah rencana PDAM Purbalingga dalam sebuah forum di Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara, Kamis (28/8/2025).

Warga secara kompak menolak rencana PDAM untuk menambah pengambilan debit air dari sumber Mata Air Limpak Dau.

Mereka khawatir, penambahan debit air untuk pelanggan PDAM akan mengancam pasokan air untuk sawah dan kolam ikan yang menjadi tumpuan hidup mereka.

Baca juga: PETANI Protes Air Sawah Berkurang, Dirut PDAM Purbalingga Buka Fakta: Ada 700 Titik Bocor di Irigasi

Pertanyakan Keabsahan Data 

Para warga tak hanya menolak, mereka juga mempertanyakan keabsahan data debit air yang disajikan oleh PDAM.

Warga menilai, pengukuran debit yang dilakukan PDAM pada bulan Mei tidak valid karena saat itu masih sering turun hujan.

Menurut para petani, seharusnya pengukuran dilakukan pada puncak musim kemarau untuk mengetahui debit air minimal yang sesungguhnya.

PDAM Akui di Luar Ekspektasi 

Direktur Utama PDAM Perumda Tirta Perwira, Sugeng, mengakui penolakan keras dari warga ini di luar dugaannya.

"Sebetulnya yang terjadi hari ini di luar ekspektasi kami. Kami berencana untuk membuka jejak pendapat agar tercipta kesepakatan bersama," kata Sugeng usai kegiatan.

Ia menjelaskan, pengukuran sebetulnya telah dilakukan selama tiga musim, namun tahun 2025 ini termasuk kemarau basah.

Harapkan Ada Titik Temu 

Meskipun pertemuan awal ini berakhir buntu, Sugeng berharap akan ada titik temu dalam pertemuan lanjutan.

Ia menegaskan, baik kebutuhan PDAM maupun kebutuhan petani sama-sama penting untuk masyarakat.

"Mudah-mudahan pada pertemuan lanjutan akan ketemu titik temunya, jadi tidak akan ada yang dikorbankan," ucapnya.

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved