Baru Secara Lisan
Terkait kabar itu, Rudy -panggilan akrab FX Hadi Rudyatmo-- mengaku bahwa dirinya belum mendapat surat resmi dari DPP PDIP mengenai penunjukan sebagai Plt DPD PDIP Jateng.
Ia mengaku baru mendapat penunjukan secara lisan.
"Belum menerima surat, belum menerima secara langsung, tertulis belum. Kalau lisan ya sudah ada namun kan saya kan tetap maunya yang tertulis di situ saya terima. (Dari Ibu langsung ya, Pak?) Nggak, dari DPP, dari DPP aja ya," seperti dikuti dari detikJateng di kediamannya, Pucangsawit, Jebres, Rabu (20/8/2025).
Rudy menyebut tak ada masalah dengan kepengurusan DPD PDIP Jateng.
Pergantian posisi hanya pada jabatan ketua.
"(Kepengurusan DPD?) Masih sepanjang sampai 2025. Ini kan Plt-nya cuma ketua saja," lanjutnya.
Rudy mengaku siap bila ditugaskan ke mana saja. Termasuk menjadi Plt DPD PDIP Jawa Tengah. Dirinya juga akan melakukan semaksimal mungkin penunjukan tersebut.
"Jadi mau Plt atau apapun wong saya ini kader partai petugas partai kalau saya diperintah ketua umum ya apapun risikonya, apapun tugasnya, ya saya lakukan semaksimal mungkin sesuai dengan harapan beliau untuk hasil kongres. Namun kalau kabar itu teman-teman sudah dengar namun secara apa penugasan berupa surat belum saya terima," ucapnya.
Baca juga: Profil Bambang Pacul, Dikabarkan tak Lagi Jabat Ketua DPD PDIP Jateng Digantikan FX Rudy
Jejak Bambang Pacul
Bambang Wuryanto yang akrab disapa Bambang Pacul merupakan politisi senior PDIP.
Ia dikenal karena pengaruhnya di Jawa Tengah.
Julukan 'pacul' atau cangkul dalam bahasa Jawa disematkan kepadanya oleh kader PDIP yang menandakan dirinya punya latar belakang putra petani dan memiliki massa besar di Jawa Tengah.
Saat ini dia juga menjabat Wakil Ketua MPR RI Periode 2024–2029.
Menjabat Anggota DPR RI sejak 2004, dia memiliki peran strategis memenangkan PDIP di Jateng dalam beberapa kali pemilu.
Alumi Teknik Kimia di Universitas Gadjah Mada (UGM) sempat ditegur Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Kongres PDIP di Bali bulan lalu.
Megawati mengkritik kepemimpinan PDIP karena kurangnya keterlibatan akar rumput dan terlalu fokus pada retorika daripada hasil. (Persianus Waku/tribunnews)