“Filosofi dari menggendong pengantin yakni, sebagai salah satu penghormatan kepada kekuatan alam hususnya mahluk gaib."
"Yang lainnya sebagai meminta restu kepada mahluk gaib tersebut," tambahnya.
Prosesi menjalankan mitos ini pun penuh dengan perjuangan dan canda.
Dalam sebuah foto, terlihat momen saat seorang paman mencoba menggendong sang pengantin wanita, Putri.
Pria bertopi itu tampak membungkuk, berusaha keras menahan beban keponakannya yang berpakaian adat lengkap.
Sang pengantin wanita terlihat tersenyum kecil melihat perjuangan pamannya.
Momen ini menunjukkan betapa tradisi ini dijalankan dengan sangat sungguh-sungguh oleh pihak keluarga.
Ayah dari pengantin wanita, Tarmudi, membenarkan bahwa keluarganya masih teguh menganut kepercayaan ini.
Ia melakukan tradisi wajib digendong ini bukan untuk mencari sensasi agar viral.
Tujuannya hanya satu, yaitu demi keselamatan dan keberkahan pernikahan putrinya.
“Itu kita cuman mengikuti kepercayaan orang tua, biar semuanya berjalan selamat."
“Terutama kedepannya untuk pengantin barunya itu bisa samawa, sakinah mawadah warahmah. Itu harapan dari orang tua,” ujarnya.
Dalam iring-iringan di atas jembatan besi Sungai Pemali, pemandangan unik pun tersaji.
Sang pengantin wanita yang bermahkota adat akhirnya digotong oleh dua orang pria sekaligus.
Di atas mereka, payung-payung tradisional berwarna biru dikembangkan untuk meneduhinya.