TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Di tengah hiruk-pikuk kendaraan yang melintasi jalur utama Semarang–Solo, pemandangan baru mulai mencuri perhatian siapa saja yang melintas di kawasan Bawen, Kabupaten Semarang.
Terlihat tiang-tiang beton menjulang, crane sibuk mengangkat girder, dan para pekerja berseliweran di atas konstruksi layang sekitar Exit Tol Bawen dan kawasan Bintangan, Bawen dalam pantauan terkini pada Kamis (31/7/2025).
Di sinilah, proyek Jalan Tol Yogyakarta–Bawen seksi 6 sedang digarap dengan intensitas tinggi.
Meski area proyek tertutup bagi pengambilan gambar, namun dari sisi jalan raya yang ramai, sebagian pemandangan besar itu tetap tampak.
Pengerjaan terus berlangsung di kawasan Exit Tol Bawen yang kelak menjadi gerbang awal bagi arus kendaraan dari arah Semarang menuju Yogyakarta lewat jalur bebas hambatan.
Seksi 6 Jalan Tol Yogyakarta–Bawen yang membentang sepanjang 5,2 kilometer kini sedang dikebut pembangunannya dan telah mencapai progres 75,7 persen.
Targetnya yakni rampung dan siap fungsional saat Natal dan Tahun Baru 2026.
Dengan pembangunan titik Exit Tol baru di dekat Pasar Hewan Ambarawa, proyek itu juga membawa misi peningkatan perekonomian.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyatakan optimismenya terhadap dampak positif proyek itu.
Dia berharap, exit tol baru tersebut bisa menjadi pintu masuk bagi geliat wisata dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Dengan adanya exit tol baru dekat Pasar Hewan Ambarawa, kami berharap akan membuka peluang akses wisata, terutama ke Benteng Fort Willem I yang kini tengah direvitalisasi,” ujar Ngesti.
Selain itu, lanjut dia, exit tol tersebut juga akan mengurangi risiko kecelakaan yang dulu kerap terjadi di exit tol lama karena tidak akan ada lagi persimpangan langsung.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Semarang, Zaenal Arifin, menyebutkan bahwa seksi 6 itu ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada 2025.
“Utamanya untuk memecah kemacetan di Bawen terlebih dahulu,” ujar dia.
Strategi itu tak hanya pada penyediaan exit tol saja, tetapi juga didukung rencana pelebaran ruas jalan dari titik Exit Tol Ambarawa (dekat Pasar Hewan) ke arah pertigaan Bintangan.
Ruas jalan yang kini hanya tujuh meter, diusulkan menjadi 13 hingga 16 meter.
Harapannya, kawasan tersebut bisa mengakomodasi empat lajur kendaraan, mengalirkan arus lalu lintas yang biasanya tersendat, apalagi saat musim libur dan arus wisata yang meningkat.
Pelepasan Lahan
Dari total 2.348 bidang lahan yang terdampak proyek di tiga kecamatan (Bawen, Ambarawa, Jambu), 1.257 bidang telah selesai dibayarkan.
Sisanya sedang melalui tahapan validasi, musyawarah, hingga pengajuan ganti rugi.
Targetnya, seluruh pembebasan tanah rampung pada 2026.
“Untuk tanah-tanah Pemkab di Bawen sudah selesai.
Terdapat 14 bidang, 11 dibayar di gelombang pertama senilai Rp102 miliar, lalu sisanya 3 bidang kemarin sekitar Rp9,6 miliar. Sudah lunas,” tambah Zaenal.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Semarang, Djarot Supriyoto, menegaskan bahwa prinsip “Clean and Clear” menjadi dasar pengelolaan dana pengganti.
Uang Ganti Kerugian (UGK) akan digunakan untuk membangun kembali aset yang terdampak.
Dari Jalan Tol ke Perpustakaan Terbesar
Pembangunan tol tak semata soal beton dan aspal.
Pemerintah Kabupaten Semarang telah menyusun rencana untuk menata ulang ruang-ruang publik dari hasil UGK tersebut.
Sekitar Rp70 miliar dialokasikan untuk membangun ulang Kantor Kelurahan Bawen, gedung SD dan TK, Ruang Terbuka Hijau, tempat bermain anak, serta perpustakaan daerah terbesar di Kabupaten Semarang.
“Semua ini kami targetkan bisa selesai di tahun 2026, termasuk perluasan TPA Blondo dan perencanaan komplek kantor pemerintahan baru di Tuntang,” papar Zaenal.
Transformasi itu bukan hanya menggantikan, tapi memberi ruang baru untuk pelayanan publik yang lebih baik dan terintegrasi.
Dari yang semula terdampak pembangunan jalan tol, kini justru menjadi titik tumbuh fasilitas publik baru.
Dukung Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Dari keterangan tertulis Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo menyebutkan proyek Tol Jogja–Bawen sebagai pengungkit ekonomi dan pariwisata.
Seksi 6 yang berada di jantung Kabupaten Semarang tak hanya akan memangkas waktu tempuh antardaerah, tetapi juga menurunkan biaya logistik dan meningkatkan efisiensi transportasi.
“Kita dorong pembangunan ini untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ungkapnya. (*)