TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Keberadaan sejumlah anak menjajakan kerupuk dan makanan ringan lain di kawasan GOR Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terus dipantau Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Bahkan, di antara mereka pernah diciduk dalam operasi penertiban yang digelar Satpol PP Banyumas.
"Sekitar tiga bulan lalu, kami sudah melakukan operasi dan penertiban terhadap anak-anak yang berjualan secara keliling."
"Mereka biasa mangkal di warung-warung, titik keramaian, dan beberapa ruas jalan utama," kata Kepala Satpol PP Banyumas Sugeng Amin kepada Tribunbanyumas.com, Senin (28/7/2025).
Dalam operasi terakhir, Satpol PP bahkan mencatat ada 12 anak yang terjaring.
Baca juga: Eksploitasi Anak di Dekat GOR Satria Purwokerto: Datang Malam Diantar Orang Dewasa, Jajakan Kerupuk
Mereka diciduk dari beberapa titik keramaian, seperti di Jalan Bung Karno, Jalan Pramuka, GOR Satria, dan Jalan Jenderal Soedirman.
Umumnya, aktivitas jualan itu dilakukan pada sore hari, seusai jam sekolah.
"Sebagian dari mereka memang atas inisiatif sendiri, sekadar menambah uang saku."
"Tapi, kami juga menemukan indikasi adanya eksploitasi, anak dijadikan alat untuk membantu ekonomi keluarga, bahkan oleh pihak lain," ujarnya.
Pasca penertiban, para bocah tersebut dibawa ke kantor Satpol PP Banyumas.
Orangtua mereka dipanggil dan dimintai keterangan, sekaligus diberi edukasi.
Sugeng menegaskan, pendekatan yang dilakukan bukan semata penindakan tapi juga pembinaan.
"Kami bersyukur, masyarakat sudah mulai aktif melaporkan kejadian seperti ini."
"Aduan bisa masuk melalui Lapak Aduan maupun langsung ke kantor Satpol PP," katanya.
Tren Menurun
Sugeng menyebut, fenomena ini memang menunjukkan tren menurun dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.
Namun, ia mengakui, praktik tersebut belum sepenuhnya hilang.
"Kita sudah melakukan pembinaan dan mulai berkurang anak-anak yang melakukan penjualan di tempat tersebut. Tapi bukan berarti hilang sama sekali," katanya.
Baca juga: Dugaan Eksploitasi Anak di GOR Satria Purwokerto, Warga Curiga Ada yang Koordinir
Untuk itu, Satpol PP berencana kembali menggelar operasi penertiban dalam waktu dekat.
Kali ini, tak hanya menyasar anak-anak di lapangan tapi juga pemilik warung atau titik yang menjadi tempat mangkal anak-anak tersebut.
Sosialisasi akan digencarkan agar para pelaku usaha tidak ikut memfasilitasi anak-anak berjualan di ruang publik.
Jika yang tertangkap adalah siswa aktif, pihak Satpol PP akan melibatkan sekolah untuk turut membina.
Namun, jika bukan pelajar, fokus mereka pada edukasi kepada orangtua.
"Risikonya sangat tinggi."
"Memang, dari sisi ekonomi ada tambahan tapi ini berbahaya."
"Purwokerto ini kota yang makin ramai, bagaimana jika anak-anak ini menjadi korban dari oknum tak bertanggung jawab?" katanya setengah bertanya.
Sugeng menegaskan, tempat terbaik bagi anak-anak selepas sekolah adalah di rumah.
Bermain atau belajar bersama keluarga, bukan menjajakan dagangan di jalan raya yang penuh risiko. (*)