Mata Lokal Fest 2025 sendiri merupakan persembahan Tribun Network yang menjadi ruang temu gagasan dan aksi kolektif lintas sektor demi masa depan berkelanjutan di bidang pangan dan pertanian.
Kegiatan ini digelar pada Kamis 8 Mei 2025, di Hotel Shangri-La Jakarta.
Sesi Summit di Mata Lokal Fest 2025 merupakan forum tingkat tinggi yang mempertemukan pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, pelaku usaha, generasi muda, dan stakeholder lainnya untuk berdialog dan membahas berbagai isu keberlanjutan lokal dengan dampak global.
Pada sesi Summit yang mengusung tajuk “Feeding the Future: Biodiversity, Consumption Patterns, and Food Production Contributing to Climate”, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian Dr Ir Sam Herodian hadir sebagai keynote speaker.
Selain itu, Mata Lokal Fest 2025 juga turut mengundang sosok penting lainnya sebagai pembicara di sesi Summit, yaitu Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang, Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk membahas beragam topik terkait keberlanjutan.
Selain sesi Summit, Mata Lokal Fest yang tahun ini mengusung tema “Cutting Edge for Local Sustainability” juga menghadirkan sesi penghargaan Mata Lokal Award 2025, rangkaian acara hiburan, dan stan UMKM.
Krisis Pangan
Pada sesi Summit membahas bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi ancaman krisis pangan global dengan strategi nasional yang terstruktur, berkelanjutan, dan berbasis inovasi.
Dalam sesi pembuka ini, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian Dr Ir Sam Herodian menyoroti urgensi transisi sistem pangan Indonesia untuk menjawab tantangan, yaitu memastikan ketahanan pangan bagi populasi yang terus bertambah.
“Krisis pangan bukan isu masa depan, ini adalah tantangan nyata yang sedang kita hadapi sekarang,” ujar Sam.
Sebanyak 58 negara dilaporkan mengalami kelaparan serius. Lebih dari 725 juta orang kekurangan gizi, dengan 55 persen berada di Asia dan 38 persen di Afrika.
Bahkan, 7,18 persen penduduk Indonesia masih menghadapi kelaparan.
Menurut data FAO, krisis pangan telah memicu gejolak di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang pada awal 2024 menghadapi kelangkaan dan antrean beras.
Bahkan di Filipina dan Jepang mengalami kondisi serupa pada 2025 dengan pola yang sama yaitu menghadapi tantangan transisi kepemimpinan.
Ia memaparkan bahwa Kementerian Pertanian RI telah menginisiasi berbagai program unggulan yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). (tribunnetwork)