TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Agil Tri Nugroho (16), atlet pelajar cabang olahraga taekwondo, tewas saat mengikuti Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Jawa Tengah.
Agil kolaps di tengah mengikuti latihan fisik di kompleks Stadion Jatidiri Semarang, lokasi pusat kegiatan PPLOP Jateng.
Kerasnya latihan yang diterapkan pelatih saat Agil bepuasa, diduga menjadi pemicu.
Agil meninggal dunia di rumah sakit, Rabu (5/3/2025), pukul 22.44 WIB.
Baca juga: Gara-gara Abaikan Teknis Pendaftaran, Atlet Wonogiri Gagal Tampil di Popda Jateng
PPLOP sendiri adalah bagian dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah.
PPLOP sudah berjalan belasan tahun dan mengelola belasan cabang olahraga, dengan biaya dari APBD Provinsi Jateng.
Meski sudah hampir satu pekan namun meninggalnya atlet yang merupakan warga Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jateng, ini masih belum gamblang.
Pihak Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) saat ini tengah melakukan investigasi terkait penyebab meninggalnya Agil.
Kepala Disporapar Provinsi Jawa Tengah Agung Hariyadi yang dikonfirmasi perihal meninggalnya Agil, menyatakan investigasi belum selesai.
"Ini masih diinvestigasi pihak Pengprov TI, Balai PPLOP dan kepolisian. Saat ini, masih berproses."
"Kalau kami sudah menerima hasil dan rekomendasi, kemudian dilanjutkan langkah tindak lanjut, akan kami sampaikan ke media," kata Agung, Selasa (11/5/2025) pagi.
Kronologi Kejadian
Informasi yang didapat, peristiwa memilukan tersebut terjadi saat latihan rutin,5 Maret 2025, mulai pukul 15.30 WIB, di Stadion Jatidiri.
Latihan diikuti 11 atlet taekwondo PPLOP dan dipandu tiga pelatih, yakni Hendra, Aulia, dan Anom.
Pelatih memberi materi latihan fisik lari endurance menggunakan aplikasi Strava.
Atlet berlari memutari sisi luar stadion atau lapangan sepak bola dengan hitungan setiap empat putaran berhenti istirahat dengan target durasi waktu lari 4 menit untuk 1 putaran.
Pengulangan untuk melatih endurance sebanyak tiga set.
Dikarenakan banyak atlet yang berpuasa, para atlet tidak memenuhi target waktu yang sudah ditentukan.
Pelatih langsung memberikan evaluasi.
Baca juga: Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi pimpin Taekwondo Indonesia Jateng
Pelatih berinisiatif mengubah materi endurance dengan interval, yakni atlet wajib mencapai waktu 4 menit dalam 1 putaran lari dan dilakukan berulang.
Namun, menjelang waktu berbuka sampai saat berbuka, atlet masih ada yang lari.
Beberapa sumber menyatakan, latihan tidak dihentikan meski waktu berbuka puasa tiba.
Tercatat, atlet banyak yang tidak kuat dan tiga orang di antaranya pingsan. Mereka adalah Agil, Yardaan, dan Grace.
Bahkan Agil kondisinya sudah lemas dengan mata tertutup dan nafas berat tersengal-sengal.
Kemudian, Grace juga pingsan disusul Yardaan dengan kondisi hampir pingsan dan sudah lemas.
Situasi ini membuat pelatih panik.
Semua atlet dan pelatih berupaya menyadarkan ketiga korban.
Yardaan dan Grace bisa sadar. Namun Agil tidak juga sadarkan diri.
Selanjutnya, Agil dilarikan ke RS Primaya Kedungmundu, Semarang, dan masuk ruang ICU.
Namun, pukul 22.44 WIB, Agil dinyatakan meninggal dunia.
Selanjutnya, jenazah Agil dibawa ke Boyolali dan dimakamkan keesokan harinya.
PBTI Kirim Tim Investigasi
Terkait kejadian ini, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) telah mengirim tim investigasi khusus yang dipimpin Mayor Inf Rafael dan dokter yang didukung oleh Kodam IV/Diponegoro, termasuk dokter penyakit dalam dan dokter jantung.
Sementara, tim Pengprov TI Jateng ikut mendampingi, dipimpin Asintel Kasdam/Diponegoro.
Sekjen PBTI Mayjen TNI Amrin Ibrahim saat akan dikonfirmasi terkait hasil investigasi masih belum memberikan keterangan.
Pengprov TI Jateng sendiri, sampai saat ini, masih belum memiliki kepengurusan pasca-terpilihnya Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Dedy Suryadi sebagai Ketua Umum menggantikan Alex Harijanto pada 9 Februari 2025 lalu. (*)