Wisata Jawa Tengah

Wisata Sejarah Benteng Vander Wijck Kebumen, Ada Jejak Perang Diponegoro

Penulis: Intan Aulia Naharwati
Editor: khoirul muzaki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benteng Vander Wijck (27/1)

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN -Terletak di kawasan Geopark Kebumen, Benteng Vander Wijck bukan hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga destinasi wisata edukatif yang cocok untuk liburan keluarga.

Berlokasi sekitar 20 km dari pusat kota Kebumen, benteng ini menyimpan banyak cerita sejarah pada masa Kolonial Belanda.


Sejarah Singkat
Benteng Vander Wijck diperkirakan dibangun pada masa Perang Diponegoro (1825-1830) dengan tenaga kerja paksa dari rakyat.


Benteng Vander Wijck sendiri merupakan hasil dari adanya politik Benteng Tselsel Belanda selama masa Perang Diponegoro.


Penamaan Benteng Vander Wijck didasarkan atas papan nama yang terbuat dari logam di atas pintu gerbang utama benteng. 


Benteng Vander Wijck sempat dijadikan sebagai tempat melatih anggota PETA (Pembela Tanah Air) dan sebagai pusat penyimpanan bahan makanan dan senjata-senjata pada masa pendudukan Jepang. 


Pasca revolusi kemerdekaan, Benteng Vander Wijck dijadikan sebagai markas TNI AD yang sedang bertugas di wilayah Secata. Sampai sekiranya pada tahun 2000, melalui kerja sama antara pihak Secata dan PT. Indo Power, melakukan pemugaran terhadap Benteng Vander Wijck. 


Pemugaran inilah yang menjadi cikal bakal Benteng Vander Wijck dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah yang dibuka secara umum. Peresmian pemugaran dilakukan oleh Kepala Staf AD, Jenderal Tyasno Sudarto, pada 5 Oktober 2000.


Menikmati Edukasi Sejarah
Benteng Vander Wijck memikat pengunjung dengan arsitektur khas Belanda berbentuk segi delapan. Tingginya mencapai 10 meter dengan luas 7.168,2 m⊃2;, menciptakan pemandangan yang mengesankan.


Selain ruangan-ruangan bernuansa Belanda, pengunjung juga akan disuguhkan bangunan utama yang menampilkan ruangan kosong dengan foto-foto sejarah seperti dokumentasi Benteng Vander Wijck tempo dulu, dokumentasi para artis yang melakukan syuting di benteng dan dokumentasi proses pemugaran benteng tahun 2000.


Lalu di lantai tiga, pengunjung akan disuguhkan wahana kereta atas benteng yang akan mengajak pengunjung menikmati pemandangan Benteng Vander Wijck dari atas.


Wawasan Sejarah untuk Keluarga
Rina, seorang pengunjung asal Brebes, mengatakan bahwa Benteng Vander Wijck sangat cocok sebagai tempat liburan, sekaligus memberikan wawasan sejarah. 


"Saya datang bersama anak saya yang masih TK. Tempat ini bagus sih untuk mengenalkan sejarah kepada anak-anak," ujar Rina. Meski begitu, ia berharap ada pemandu wisata untuk memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai sejarah benteng.


Mutiara, seorang pengunjung dari Yogyakarta, juga merasa senang berkunjung ke tempat ini bersama ibunya dan adiknya.

"Liburan ke sini karena pengen tau isinya benteng dan pemandangannya juga. Seru banget sih!" ungkap Mutiara.


Sementara itu, ibunya berharap kunjungan ke Benteng Vander Wijck dapat memberi pelajaran sejarah kepada anak-anaknya.

"Saya sendiri karena pengin anak-anak belajar tentang tempat-tempat bersejarah, mumpung lagi liburan juga," katanya.

Baca juga: Kiper Timnas Indonesia Ernando Ari Perpanjang Kontrak dengan Persebaya, Ingin Melaju ke AFC


Tiket Masuk dan Rute
Tiket masuk hanya Rp25.000, dan pengunjung sudah bisa menikmati berbagai fasilitas, seperti kolam renang, komedi putar, kereta kencana, serta kereta atas benteng yang menawarkan pemandangan sekitar.


Benteng Vander Wijck berlokasi di Jalan Sapta Marga Gombong atau Kompleks Secata (Sekolah Calon Tamtama A), sekitar 30 menit perjalanan dari pusat kota Kebumen.


Untuk menuju ke sini, pengunjung tidak akan merasa bingung, karena terdapat rambu yang tersedia di sepanjang jalan menuju lokasi.


Jika dari jalan besar Yos Sudarso pertigaan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gombong, kalian hanya perlu menyusuri jalan 1.4 km untuk bisa sampai di lokasi.


Dengan segala pesona sejarah dan fasilitas menarik, Benteng Vander Wijck menjadi pilihan ideal untuk wisata edukatif yang menggabungkan hiburan dan pembelajaran sejarah. (ian)

 

Berita Terkini