Berita Banyumas

Imbas Kekeringan Parah, Tanaman Padi di Ajibarang Banyumas Layu dan Mati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani padi di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang merupakan wilayah terparah terjadi kekeringan pada lahan pertanian, Selasa (3/9/2024).

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Tanaman padi milik petani di sejumlah desa di Kabupaten Banyumas mengalami layu dan sebagian mati.

 

Semakin susahnya mendapatkan air pada musim kemarau ini menjadi penyebab layunya tanaman padi.


Musim kemarau berkepanjangan atau kekeringan telah mengancam dan berdampak buruk ke tanaman padi milik petani di Kabupaten Banyumas.


Petani resah lahan sawah mereka mengering dan terancam gagal tanam.


Kini tanaman padi yang baru usia satu bulan di tanam mulai layu dan sebagian telah mati akibat tidak ada air.

Baca juga: Daftar 35 Desa Terdampak Kekeringan di Banyumas, 1 Juta Liter Air Bersih Telah Disalurkan Tak Cukup


Petani berharap dinas terkait membangun irigasi permanen.


Salah satu yang paling terdampak adalah Di Desa Kracak dan Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang merupakan wilayah terparah terjadi kekeringan pada lahan pertanian.


Di dua desa ini kondisi persawahan telah mengering lahan pertanian retak retak lantaran tak ada lagi air yang menggenangi.


Tanaman padi milik petani yang baru berusia satu bulan, berubah layu dan dapat dipastikan akan mati, bila tak kunjung diguyur air.


Petani pun berusaha sekuat tenaga bisa mengairi tanaman padi milik mereka, irigasi tak mencukupi karena rusak.


Petani sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk biaya operasional dari persiapan hingga penanaman serta pemupukan.


Petani terpaksa rela mengeluarkan biaya banyak sebab bila terlambat, tanaman padinya kurang subur dipastikan akan mati dan mereka gagal tanam.

 

"Tanaman padi saya usia 1 bulan akibat kekurangan air tanah retak retak tanaman sudah mulai layu dan mati petani gagal tanam. 


biaya produksi sudah banyak mulai untuk beli bibit bajak sawah menanam dan tenaga serta pupuk. 


Saya sudah mengeluarkan biaya dua juta," ujar salah seorang petani, Sono kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (3/9/2024).


Petani lain, Darsino mengatakan irigasi sudah tidak ada dan kering.


"Saya dengan petani lain meminta ada irigasi yang permanen, dan pemerintah harus bijaksana kepada petani. 


Para petani sebagian besar resah, pasalnya musim kemarau telah mengakibatkan lahan pertanian mereka mengering.


Jumlah tanaman padi yang mengalami kekeringan dan mati di pastikan akan semakin bertambah seiring dengan semakin langkanya air," katanya. 

Baca juga: Bakal Ramai, Ini Wajah 4 Paslon yang Akan Tarung di Pilkada Cilacap 2024


Sebagian besar areal sawah di wilayah Kecamatan Ajibarang ini memang tadah hujan, saat kemarau tanaman padi sangat sulit diharapkan untuk panen.


Melihat kondisi itu petani hanya bisa pasrah membiarkan tanaman padinya mengering dan kemudian mati secara perlahan. 


Dari data yang diperoleh masih ada puluhan hektar sawah di wilayah Kabupaten Banyumas seperti di Kecamatan Ajibarang, Cilongok,  Kalibagor, Kecamatan Sumpyuh, Kecamatan Gumelar yang mengalami kondisi serupa. (jti) 

 

Berita Terkini