TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kota Semarang dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Linda Fatmawati (42) mengaku, menolak tawaran sokongan dana kampanye dari beberapa orang untuk Pemilu 2024.
Kader PSI bernomor urut 5 dari daerah pemilihan (Dapil) 6 meliputi Semarang Barat dan Semarang Selatan ini memilih pakai dana pribadi untuk berkampanye dibandingkan harus menerima dana sponsor.
Alasannya, selama ini sponsor yang hendak mendukungnya selalu pamrih.
"Banyak tawaran dari perorangan besarannya variasi mulai Rp50 juta sampai Rp70 juta. Saya tegas tolak karena takut misal saya terpilih nanti minta jatah proyek," ujarnya kepada Tribun, Senin (11/12/2023).
Laili, begitu sapaanya, memilih melakukan hal sebaliknya.
Ia lebih baik menyisihkan uang berjualan roti untuk memodali persaingan di belantara menuju gedung wakil rakyat Kota Semarang.
Baca juga: 3 Suporter Persib Bandung Dilarang Masuk Stadion 5 Tahun, Imbas Rusuh di Laga Kontra Dewa United
Sejauh ini, ia sudah menghabiskan uang Rp1,5 juta untuk membuat alat peraga kampanye (APK) meliputi kalender, souvenir baju, dan rontek.
"Iya, uang itu disisihkan dari untung jualan roti. Saya sih tidak antipati sama donatur tapi harus tanpa pamrih tidak ada embel-embel sehingga sampai sekarang modal saya cuma bismillah," bebernya yang juga ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Semarang.
Sadar akan modal dana kampanyenya yang "kurus", Laili lebih memaksimalkan kampanye face to face yakni setiap ketemu orang memperkenalkan diri lalu menyampaikan visi misi. Terutama semangat membawa suara arus kaum minoritas.
"Jadi kalau gagal diterima dengan legowo. Belajar lagi, intropeksi kembali," jelas soerang penyandang disabilitas daksa ini.
Ia menyebut, maju sebagai Caleg merupakan pengalaman pertama. Sempat ada tawaran serupa di pemilu 2019 tetapi ditolak. "Baru mantap di pemilu 2024," ucapnya.
Alasannya memantapkan diri di pemilu kali ini, lanjut dia, termotivasi dari kaum minoritas penyandang disabilitas seperti dirinya yang kian terpinggirkan.
Ia kemudian menyodorkan gagasan dalam bentuk visi misi untuk mewadahi suara kelompoknya berupa positif, setara, dan inklusi.
Untuk pesan positif yakni ketika minoritas maju maka akan membawa aura positif supaya membawa perubahan kesetaraan di semua sektor.
Kemudian diharapkan terwujud Kota Semarang yang inklusi bukan sekedar jargon.
"Kami ingin suara difabel ada keterwakilannya untuk ikut mengambil keputusan di DPRD," paparnya.
Terpisah, Caleg DPRD kabupaten Batang, Fatikhatul Mubarokah (26) mengaku, tak mengeluarkan dana kampanye pada pemilu 2024.
Caleg dari Dapil 3 Kabupaten Batang meliputi Kecamatan Limpung, Gringsing, Banyuputih, dan Tersono ini memilih memaksimalkan media sosial dalam berkampanye.
"Dana (kampanye) nol rupiah, jujur banyak yang ragu saat aku bilang seperti ini terutama melihat nomor urut 2 di partai. Namun, faktanya gitu," bebernya.
Baca juga: Sosok Perusak Belasan Mobil Milik Pejabat Semarang Terungkap
Tya, panggilannya, menjelaskan, tak akan memaksimalkan pembuatan alat peraga kampanye.
Sebaliknya ia ingin fokus bermain di media sosial karena dinilai paling efektif.
Terlebih, sasaran pemilihnya adalah pemilih muda.
"Saya sudah dari bulan Oktober mulai mem-branding nama by sosmed di Instagram (IG) dan Facebook (FB). Pengikutku juga banyak di situ, FB ada 22 ribu pengikut, dan IG 10 ribu pengikut, mereka mayoritas dari dapilku. Target ku sih 5 ribu pemilih dapat terjaring," bebernya.
Dengan realitas politik seperti itu, ia mengatakan, tak muluk bisa melenggang menjadi anggota dewan yang mewakili perempuan.
Semangatnya maju sebagai caleg tak lain untuk mewakili suara anak muda terutama yang bergelut di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini adalah bidangnya.
"Saya mencintai dunia UMKM karena dari bidang ini saya dibesarkan. Harapannya nanti ketika terpilih lebih bisa mewakili suara para UMKM di Batang," ucap perempuan yang menggeluti bisnis skin care dan pakaian bayi ini.
(iwn)