Berita Kebumen

Memotret Kampung Garam Kebumen, Sentra Ekonomi dan Atraksi Wisata yang Mengagumkan

Penulis: khoirul muzaki
Editor: khoirul muzaki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja memanen garam di tunnel garam Desa Tlogopragoto Kecamatan Mirit Kebumen

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN- Kekayaan sumberdaya laut di Indonesia menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Tidak terkecuali mereka yang tinggal di pesisir pantai selatan Kebumen.

Bukan hanya menyediakan sumberdaya ikan yang seakan tak ada habisnya, serta potensi pantai wisata. Laut adalah bahan baku tak terhingga untuk menghasilkan garam yang berharga.

Kampung Garam Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen yang berada di sisi jalan pantai selatan, menjadi salah satu sentra penghasil garam berkualitas di negeri ini.

Tunnel-tunnel berbentuk lorong setengah lingkaran adalah muasal garam tercipta. Air laut dari Samudera Hindia dialirkan menggunakan selang panjang menuju tandon penampungan.

“Kita mengambil air laut sebulan bisa tiga sampai empat kali. Setiap ambil, air disedot selama dua hari dua malam untuk memenuhi tandon,”kata Budi Santoso, Ketua Kelompok Usaha Petani Garam Rakyat (Kugar) Cirat Segoro Renges

Setelah diendapkan semalaman, air dialirkan ke tunnel dengan konsep rumah kaca. Cuaca di pesisir siang itu amat terik. Angin yang bertiup kencang mempercepat penyebaran panas. Hingga mendukung proses produksi garam di kampung ini.

Dengan begitu, air laut di dalam sistem tunnel cepat menguap dan mengkristal menjadi butiran garam. Budi memeriksa air laut di tiap tunnel yang mulai mengkristal. Tunnel 6 adalah proses terakhir garam terbentuk secara sempurna.

Setelahnya, garam akan dipisahkan berdasarkan jenisnya atau diolah kembali sesuai permintaan. Jangan kira garam yang diproduksi dari air laut hanya untuk kebutuhan dapur.
Selain untuk konsumsi, garam ternyata bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Misal untuk kesehatan, peternakan, pertanian, hingga kosmetik. Di kampung ini, aneka jenis garam diproduksi.

“Macam-macam kegunaannya. Kami menyediakan aneka produk garam sesuai kebutuhan,”katanya

Selain garam original atau konsumsi, pihaknya juga menyediakan garam kecantikan (spa), garam kesehatan dan garam untuk kebutuhan pertanian atau menyuburkan lahan serta peternakan.
Durasi pembuatan masing-masing jenis garam berbeda.

Garam original dan garam spa diproduksi di tunnel 6 atau tunnel terakhir dengan lama produksi sekitar 18 hari. Sedangkan garam untuk pertanian dan peternakan diproduksi di tunnel 4 atau 5 dengan masa produksi lebih singkat, sekitar 15 hari.

Masing-masing produk juga dijual dengan harga bervariatif. Garam original dijual seharga Rp 4.500 sampai 6.500 perkilogram. Garam untuk pertanian dan peternakan dijual lebih murah, antara Rp 2.000 sampai Rp 3.000 perkilogram.

Garam spa punya nilai jual jauh lebih tinggi, yakni Rp 15.000 untuk kemasan ukuran 250 gram.
Yang paling menjanjikan sebenarnya adalah garam piramid. Garam berbentuk kerucut mirip bangunan piramid ini disebut sebagai garam termahal di dunia.

Harganya mencapai ratusan ribu perkilogram. Sebanding dengan harganya, pembuatan garam piramid tidak gampang. Prosesnya lebih panjang. Garam piramid dibuat dengan melarutkan garam yang sudah jadi dengan air tawar.

Larutan garam itu kemudian dimasukkan ke rumah kaca agar mengkristal kembali membentuk butiran piramid.

“Garam piramid harganya mahal, karena proses pembuatannya lebih lama. Butuh rumah kaca khusus,”katanya

Setiap bulan, Kugar Cirat Segoro Renges mampu memproduksi 4 sampai 6 ton garam yang dijual ke berbagai penjuru daerah.

Keberadaan Kampung Garam mengubah wajah perekonomian warga desa. Sebelumnya, warga pesisir di daerah tersebut hanya menggantungkan matapencaharian mereka sebagai petani dan nelayan.

Semenjak berdirinya tempat produksi garam, warga punya matapencaharian baru dan penghasilan tambahan.

“Kalau ada kerjaan, warga sekitar di luar kelompok juga kita panggil,”katanya

Garam piramid sebagai garam termahal di dunia diproduksi di Kebumen

Atraksi Wisata

Bukan hanya pusat produksi garam, kawasan ini juga berhasil dimanfaatkan warga untuk menarik wisatawan. Terlebih kampung garam ini berada di kawasan wisata pantai selatan Kebumen yang selalu ramai dikunjungi turis.

Setiap tahapan produksi garam ini bisa disaksikan langsung oleh wisatawan. Kegiatan produksi garam di Desa Tlogopragoto menjadi atraksi wisata yang jarang dijumpai di tempat lain.

"Kampung Garam ini jadi pusat produksi garam dan wisata edukasi," kata Winarti, mantan Kepala Bidang Usaha Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen yang sempat mendampingi program tersebut

Kampung Garam dibangun menggunakan anggaran Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI tahun 2020.

Pemerintah Kabupaten Kebumen kembali menyuntikkan dana untuk pembangunan sarana prasarana (sarpras) Kampung Garam, di tahun 2021 ini. Pemerintah selanjutnya memberikan bantuan pembangunan rumah kaca untuk pembuatan garam piramid.

Pembangunan Kampung Garam ternyata punya tujuan ganda. Melalui intensifikasi, termasuk peningkatan sarana prasarana, produksi garam kelompok itu diharapkan bisa terdongkrak.
Sementara, dari sisi wisata, pengunjung bisa melihat atraksi wisata pembuatan garam yang tak dimiliki daerah lain.

Di tempat ini wisatawan bisa berswafoto dengan latar tunnel dan hamparan garam yang memutih bak salju. Bukan sekadar terhibur, wisatawan juga mendapat pengetahuan tentang produksi garam dan aneka kegunaannya.

Eduwisata Tunnel Garam biasa menjadi jujugan turis, khususnya pelajar hingga mahasiswa yang ingin belajar tentang proses pembuatan garam.

Menariknya, tidak ada biaya tiket untuk rombongan yang ingin studi tour ke Kampung Garam ini. Termasuk fasilitas tempat meeting, hingga pemandu atau narasumber digratiskan. Mereka hanya diminta membeli aneka produk garam untuk oleh-oleh sesuai kemampuan finansial masing-masing.

Garam Spa

Menariknya, wisatawan bisa menjajal langsung khasiat garam spa yang menjadi salah satu produk unggulan kampung garam Menurut Winarti, kandungan garam spa sebenarnya tidak jauh beda dari garam konsumsi. Hanya, untuk garam konsumsi, kandungan yang dominan adalah NaCl (natrium klorida) dengan kadar minimal 97 sampai 98 persen.

Sementara garam spa, NaCl tak harus mencapai kadar tersebut. Karena yang diutamakan,  garam spa harus mengandung Magnesium (mg) dan Besi (fe).

Winarti mengatakan, pembentukan garam spa untuk perawatan tubuh dan kecantikan ini dihasilkan dari suhu panas maksimal. Garam Spa berbentuk kristal agak besar dan lebih mudah larut dalam air karena kadar NaCl yang tak terlalu tinggi.

"Mandi menggunakan larutan garam bisa membuat tubuh relaks," katanya.

Yani, pengunjung asal Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah sudah membuktikannya. Sampai di Kampung Garam Desa Tlogopragoto, ia tak melewatkan kesempatan untuk menjajal keampuhan garam spa produk kelompok tersebut. Ia merendam kaki di air hangat yang sudah diberi garam hingga larut.

Di rumah, Yani juga mengaku rajin merendam kakinya dalam air garam. Terutama, saat ia baru pulang dari bepergian dan tubuh terasa pegal. Wanita yang punya penyakit asam urat ini pun merasakan khasiat dari terapi sederhana tersebut.

"Tadinya kaki kesemutan. Kadang, kalau habis bepergian, tumit sakit. Setelah direndam, paginya, badan sudah enak lagi," katanya

Garam spa diklaim bisa membantu melancarkan peredaran darah hingga mengurangi rasa capek. Pengguna bisa memakainya untuk merendam kaki, atau mandi menggunakan bathtub.

Garam yang telah ditambahkan aroma bunga melati, kenanga, hingga rempah itu menjadi salah satu produk untuk oleh-oleh pengunjung saat berwisata ke Kampung Garam.

Garam spa dengan aroma bunga Lavender produksi Kugar Cirat Segoro Renges Kebumen

Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Kebumen memiliki garis pantai panjang, sekitar 57 kilometer dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa. Dengan potensi sumberdaya laut yang luar biasa, sayangnya, kebutuhan garam konsumsi di Kebumen selama ini masih didatangkan dari luar.

Inilah yang mendorong pemerintah untuk mengembangkan kampung garam di kawasan pesisir Kebumen.

Kampung garam Kebumen sejatinya bukan hanya ada di Desa Tlogopragoto, namun juga tersebar di sejumlah desa di kawasan pesisir Kebumen. Di antaranya di Desa Mirit Petikusan Kecamatan Mirit yang berdiri sejak 2019 lalu.

Kampung ini bahkan telah mampu memproduksi garam beryodium dan telah memiliki izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produksi garam di kampung ini juga telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) dan memiliki kualitas tinggi.

Sentra produksi garam juga dikembangkan di sejumlah desa dan kecamatan pesisir lain, yakni Kecamatan Klirong, Kecamatan Puring dan Kecamatan Petanahan dengan puluhan kelompok produsen garam.

Ketua Kugar Jagat Kidul Desa Miritpetikusan Puji Santosa mengatakan, pihaknya mulai memproduksi garam pertama kali pada tahun 2018 lalu.

Berawal dari pelatihan yang diadakan pemerintah, ia kemudian berembug dengan warga lain untuk mendirikan tempat produksi garam.

Pihaknya kemudian membangun sarana prasarana seperti tandon, rumah penjemuran, serta menyiapkan berbagai perlengkapan semisal meja kristal dan mesin pompa penyedot air laut.

“Panen perdana kala itu 5 kuintal,”katanya

Dukungan berbagai pihak, khususnya pemerintah dalam pengembangan industri garam membuat kelompoknya kian bersemangat. Intervensi pemerintah sangat dibutuhkan untuk kemajuan industri rakyat ini.

Usaha itu pun terus berkembang hingga kelompok bukan hanya memproduksi garam konsumsi, namun juga garam untuk kesehatan dan kecantikan hingga kebutuhan ternak dan pertanian.

Yang membanggakan, garam Kebumen telah berhasil meraih penghargaan Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Tahun 2020 lalu.

Pengelolaan kampung garam sebagai bagian dari ketahanan pangan warga tersebut dinilai inovatif oleh tim penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2020.

Berita Terkini