TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Emak-emak warga Desa Wegil, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, turun ke jalan mengadang truk material tambang batu kapur/gamping, Senin (21/8/2023) pagi.
Aksi ini bentuk protes mereka atas aktivitas lalu lalang kendaraan tambang yang memicu debu sehingga mengganggu kebersihan lingkungan dan kesehatan warga.
Aktivitas lalu lintas truk saat jam berangkat sekolah juga mengganggu mereka.
Ini merupakan aksi kedua mereka setelah sebelumnya mereka melakukan hal sama, 8 Agustus 2023 lalu.
Baca juga: Pemuda di Pati Bacok Pamannya Sendiri, Polisi Ungkap Motif
Mereka menuntut pengelola tambang menyiram jalan sehingga debu tidak berhamburan.
Selain itu, penambang juga dituntut memperbaiki jalan yang rusak akibat kerap dilalui kendaraan berat.
Kepala Desa Wegil Heri Priyanto mengatakan, emak-emak kembali turun ke jalan karena tuntutan mereka sebelumnya tidak ditindaklanjuti para penambang.
"Itu karena tidak ditindaklanjuti, masalah penyiraman jalan karena debu truk tambang. Karena kesepakatan tidak dilaksanakan, ini tadi (warga) demo lagi," kata Heri, Senin.
Dia menyebut, aksi protes emak-emak itu sempat mengakibatkan kemacetan selama 1,5 jam.
Akibat jalan diblokade, timbul antrean panjang truk tambang yang melintas dari wilayah Pegunungan Kendeng Sukolilo menuju arah Kudus.
"Tadi macet, panjang sekira satu jam setengah. Tapi, warga sudah membubarkan diri pukul 11.00 WIB," kata Heri.
Baca juga: Empat Perempuan di Trangkil Pati Dilecehkan di Jalan Raya, Pemuda Berjaket Hoodie Jadi Tersangka
Heri menambahkan, warga dan pihak penambang telah dipertemukan. Disepakati bahwa mulai besok, penambang melakukan penyiraman jalan.
Warga mengancam akan melakukan demonstrasi di lokasi penambangan jika pihak pengelola tambang mengingkari janji.
Sementara, Kapolsek Sukolilo AKP Sahlan menuturkan, sebetulnya, tuntutan warga sudah dilakukan meski belum maksimal.
Namun, kemarahan warga kembali bergolak setelah terjadi kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan truk tambang.