Menurut pandangan Gus Yusuf, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini.
Yakni, bagaimana mengajarkan kepada semua pihak untuk menghormati perbedaan.
"Mengapa selalu ada kejadian seperti ini.
Sekali lagi, perbedaan pendapat itu wajar.
Tetapi tidak boleh menyerang pribadi, apalagi pakai kata-kata kasar," tegasnya
Selain tidak boleh menyerang secara pribadi, kata Gus Yusuf, jangan sampai pendapat yang dimunculkan kepada masyarakat umum, memancing kegaduhan.
"Ini yang harus dipahami kita semua.
Harus bijak dalam bermedsos, menahan diri, menyampaikan pendapat dengan bahasa yang santun," tegasnya.
Masih ada kesempatan bagi Eko Kunthadi untuk meminta maaf.
"Kultur pesantren itu penuh tabayyun (klarifikasi).
Apalagi keluarga sudah membuka diri kepada pelaku untuk ngopi bareng.
Pelaku sebaiknya segera sowan atau ketemu, klarifikasi, minta maaf.
Insya Alllah kultur pesantren itu arif dan bisa memaafkan, karena itu ajaran para kiai, sekalipun kepada orang yang nyata-nyata salah," ujarnya
Dari situ pelaku bisa belajar menyikapi perbedaan pendapat dan menahan diri di medsos.
"Tetapi kalau ini dibiarkan, pelaku malah menghindar, pasti akan berlarut-larut, dan kita semua tidak ingin melebar kemana-mana," pungkasnya.(*)