"Kami masih punya PR, temuan HIV AIDS ini masih dirasa kurang."
"Karena 119 lost to follow up yang berhenti pengobatan berisiko menularkan kepada orang lain."
"Kami berusaha menemukan sebanyak-banyaknya (ODHA)," ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (6/12/2021).
Dia menjelaskan, tes VCT belum optimal dilakukan pada tahun ini lantaran adanya pembatasan kegiatan dampak dari pandemi Covid-19.
Di sisi lain temuan pasif orang yang melakukan pemeriksaan ke faskes tidak maksimal.
Lantaran berkurangnya kunjungan masyarakat ke rumah sakit maupun ke Puskesmas.
Dengan bertambahnya layanan PDP diharapkan dapat lebih banyak mendeteksi ODHA di Karanganyar.
Dalam layanan PDP Puskesmas terdapat layanan deteksi dini, konseling, dan pengobatan.
"13 layanan PDP itu baru."
"Kami sudah ada tiga layanan yang lama di Puskesmas Jumapolo, Kebakkramat, dan Kerjo."
"Kami luaskan untuk antisipasi lost to follow up," ungkapnya.
Lebih lanjut, dinas juga melibatkan kader dari kelompok teman sebaya untuk melacak, memotivasi pada ODHA supaya dapat kembali berobat.
Pengobatan paling tidak dilakukan secara terus menerus selama 9 bulan.
Sementara itu Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Karanganyar, Jatmiko menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi bahaya HIV AIDS dengan sasaran pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa di tiap kecamatan.
"Tinggal 2-3 kecamatan."