Usaha pariwisata tak seperti bisnis sembako.
Pengelola wisata hanya mengandalkan hari libur atau hari besar untuk mendapatkan pemasukan lebih.
Khususnya saat momentum libur Idulfitri dan libur Nataru di penghujung tahun, dimana kunjungan wisatawan biasanya naik tajam.
Selama pandemi, seluruh objek wisata ditutup.
Jikapun ada yang beroperasi, kunjungan dipastikan sepi.
Pihaknya pun sempat menutup lama objek wisata karena pandemi.
Pandemi membuat industri pariwisata kembang kempis.
Dia mengeluhkan, meski sudah dibuka, kunjungan ke objek wisata nyatanya masih sepi.
Tetapi ini lebih baik daripada ditutup.
Sebab pihaknya harus memikirkan biaya perawatan taman maupun fasilitas wisata, serta memikirkan honor untuk pengelola.
"Nggak perlu ditutup lagi."
"Yang penting prokes."
"Tidak ditutup saja sudah sepi," katanya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.