Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, kepada Tribunjateng.com menuturkan banyak warga Jateng yang mengikuti acara ijtima dunia tersebut.
"Data secara pasti jumlahnya belum tahu. Karena ini kami terus melakukan pendataan."
"Karena itu, masyarakat harus jujur. Diperkirakan ada sekitar 1.500 orang dari Jateng," jelasnya.
Menurut laporan yang diterimanya dari kabupaten/kota, alumni ijtima yang paling banyak dinyatakan positif yakni dari Wonosobo, dengan jumlah 11 orang.
Lalu, 11 orang itu telah melakukan kontak dengan keluarga. Kemudian, ada 4 anggota keluarga yang terpapar dan dinyatakan positif corona.
Penetapan status itu dilakukan berdasarkan pemeriksaan PCR, bukan rapid test.
"Jadi masyarakat dari Gowa itu menularkan keluarganya. Mereka itu klaster Gowa. Menularkan pada yang lain artinya ada penularan lokal transmission," jelas Yulianto.
Sehingga, peserta yang telah dinyatakan positif ada sekitar 26 orang. Yakni 11 orang dari Banjarnegara, 11 dari Wonosobo, 2 Klaten dan 2 dari Solo.
Selain itu satu orang dari Karanganyar yang telah dinyatakan positif, telah meninggal dunia.
Pemprov telah meminta kabupaten/kota untuk melakukan penelusuran atau tracing siapa saja yang melakukan kontak erat dengan pasien klaster Gowa tersebut.(mam)
• Fakta Ricuh Pembagian Sembako di Cibinong, Warga Termakan Hoaks hingga Bupati Tegur Baznas
• Dewan Liga Serie A Italia Sepakat Kompetisi Kembali Bergulir, 6 Klub Bersikeras Menolak
• CEO Ruang Guru Mundur Jadi Stafsus Presiden Jokowi Setelah Tarif Pelatihan Kartu Prakerja Disorot
• Sembuh! Balita Positif Corona di Purbalingga, Awal Diajak Nenek ke Jakarta