Layaknya anak-anak yang kurang kasih sayang orang tua, SLF memang terkesan minder dan tak banyak bicara.
Beruntung, salah satu kerabatnya bernama Sutarni (45) tergugah ikut menjaga orang tua SLF.
Sempat Merantau ke Jakarta
Setelah tahu ada orang yang bersedia mengurus orangtuanya, maka SLF pun nekat merantau ke Jakarta untuk mengadu untung.
"Di Jakarta ikut tetangga yang jualan buah," tutur Sutarni.
Apa daya, pandemi virus corona yang tengah mengancam dunia juga ikut memporak-porandakan nasib SLF.
Tetangganya tak bisa lagi berjualan.
SLF pun hanya menurut apa takdirnya.
Sebelum larangan mudik diberlakukan, bocah pendiam itu sudah lebih dulu pulang, kembali merawat ayah-ibunya.
Ayah dipasung, ibu tak mengenalinya
Sayang sungguh sayang, sang Ibu (SA) sudah tak mengenali siapa pun termasuk SLF anak semata wayangnya itu.
Sedangkan nasib ayahnya (SU) tak lebih baik dari sang ibu, ia sudah terpasung dan terjebak dalam dunianya sendiri.
SLF kini menyambung hidup dengan menjadi kuli bangunan cilik mengikuti tetangganya Ngaripin (48) yang juga ketua RT di tempat SLF tinggal.
"Anaknya rajin, sebenarnya saya kasihan kalau dia kerja berat, tapi saya mau menolong semuanya juga bingung karena kami sendiri juga banyak tanggungan," ujar Ngaripin.
Belum ada tanggapan resmi dari Dinas Sosial maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Demak terkait kabar ini.