Berita Banjarnegara

Siap-siap! Ritual Cukur Rambut Anak Gimbal di Dieng Kembali Digelar Agustus Ini

Dieng Culture Festival XV akan digelar 23-24 Agustus. Kirab budaya dan cukur rambut gimbal jadi andalan.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Daniel Ari Purnomo
DOKUMENTASI WARGA
RITUAL CUKUR GIMBAL - Seorang pemangku adat melakukan prosesi ruwat cukur rambut kepada seorang anak berambut gimbal dalam perayaan Dieng Culture Festival, sebagai puncak acara budaya di Dieng. Ritual sakral ini dilakukan dengan cara memotong rambut gimbal anak yang dipercaya sebagai titipan, yang kemudian rambutnya akan dilarung ke Telaga Balaikambang sebagai bagian dari tradisi yang akan kembali digelar pada Agustus 2025. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Para pecinta budaya dan pariwisata kini bisa mulai bersiap-siap.

Sebuah ritual sakral dan unik yang paling dinantikan akan kembali digelar.

Ritual Cukur Rambut Anak Gimbal di Dataran Tinggi Dieng akan kembali menyapa para pengunjung.

Baca juga: Digelar Hanya 2 Hari, Berikut Rundown Dieng Culture Festival 2025

Acara puncak dari Dieng Culture Festival (DCF) ke-15 ini akan berlangsung pada bulan Agustus mendatang.

Ini menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh ribuan wisatawan dari berbagai penjuru.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Alif Faozi, telah mengumumkan jadwal resminya.

Puncak acara Dieng Culture Festival akan digelar selama dua hari.

Tanggalnya adalah 23 hingga 24 Agustus 2025.

Tema besar yang diusung untuk tahun ini adalah "Back to the Culture" atau kembali ke budaya.

Tema ini menegaskan bahwa ritual cukur rambut anak gimbal akan tetap menjadi jantung dari keseluruhan festival.

“Agenda utama festival adalah kirab budaya dan ritual cukur rambut anak gimbal,” ujar Alif.

Ritual Cukur Rambut Anak Gimbal ini bukanlah sekadar acara potong rambut biasa.

Ini adalah sebuah prosesi adat yang sangat sakral dan penuh dengan makna serta kepercayaan lokal.

Prosesinya akan dimulai dengan sebuah Kirab Budaya yang meriah.

Rombongan kirab akan berjalan dari rumah pemangku adat Dieng.

Mereka akan berjalan beriringan menuju lokasi utama digelarnya ritual.

Lokasi yang dipilih untuk prosesi sakral ini adalah di kompleks Candi Arjuna yang megah.

Suasana di Candi Arjuna saat ritual berlangsung selalu terasa magis dan sangat khidmat.

Seorang anak gimbal perempuan biasanya akan duduk pasrah di tengah kerumunan para sesepuh.

Wajahnya yang polos tampak sedikit tegang menanti rambutnya yang gimbal untuk dipotong.

Di sekelilingnya, para pemangku adat akan mengenakan pakaian tradisional Jawa lengkap.

Seorang sesepuh kemudian akan maju untuk memotong sejumput rambut gimbal sang anak.

Ia melakukannya dengan sangat hati-hati menggunakan berbagai sesaji dan alat tradisional.

Momen inilah yang menjadi daya tarik utama bagi para fotografer dan wisatawan yang hadir.

Setelah prosesi ruwatan dan pencukuran selesai, acara belum berakhir.

Rambut anak gimbal yang telah dipotong tersebut kemudian akan dilarung atau dihanyutkan.

Prosesi pelarungan rambut ini akan dilakukan di Telaga Balaikambang yang indah.

Ada pula sebuah prosesi yang disebut 'Ngalap Berkah' atau mencari berkah.

Ini adalah puncak dari seluruh rangkaian ritual cukur rambut yang sangat sakral itu.

Meskipun ritual utamanya tetap sama, ada beberapa perubahan penting dalam DCF tahun ini.

Alif Faozi mengumumkan bahwa pertunjukan Jazz Atas Awan yang legendaris tidak akan ada lagi.

Sebagai gantinya, akan digelar pertunjukan musik Orchestra Symphony Dieng.

Namun, tradisi penerbangan ribuan lampion di malam hari akan tetap dipertahankan.

Bagi Anda yang ingin menyaksikan ritual cukur rambut anak gimbal ini secara langsung.

Tiket presale untuk Dieng Culture Festival 2025 sudah bisa dipesan.

Pemesanan bisa dilakukan melalui laman resmi Dieng Culture Festival.

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved