Berita Wonosobo
Penderita TBC dan Stunting di Wonosobo Terdeteksi saat Peninjauan Speling dan CKG
Saat ditemui Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, petugas kesehatan menyebut jumlah pasien stunting cukup banyak mencapai 15 anak.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Rustam Aji
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Di Kabupaten Wonosobo masih ditemukan pasien stunting dan TBC (Tuberkulosis).
Hal itu terdeteksi saat peninjauan Speling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Desa Tegeswetan, Kacamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Rabu (30/7/2025), yang juga dihadiri Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
Kepada Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, petugas kesehatan menyebut jumlah pasien stunting cukup banyak mencapai 15 anak.
Tapi menurutnya, pasien stunting telah diintervensi dengan diberi vitamin.
"Ini tadi saya sudah periksa 15 pasien stunting semua. Tadi yang terdaftar ada 35 pasien," ujar petugas kesehatan saat bertemu Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Rabu (30/7/2025).
Di sisi lain, menurut Gubernur Luthfi, temuan terkait dengan stunting dan TBC akan dijadikan database provinsi maupun kabupaten untuk melakukan pantauan.
Khusus untuk TBC, Ahmad Luthfi meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan tracking secara menyeluruh.
Baca juga: PT IEI Luncurkan Kendaraan Listrik Indomobil eMotor Tyranno di Kota Semarang, Pas untuk Petualang
Sementara itu, pendeteksian merupakan tujuan dari program Speling dan CKG dengan melibatkan dokter-dokter spesialis. Ada 10 kegiatan Speling yang sudah dilakukan di Wonosobo.
"Dua yang menjadi atensi kita. Pertama, stunting yaitu anak-anak yang kami lakukan pemeriksaan, kedua adalah terkait dengan TBC," ujar Luthfi.
"Mereka yang TBC akan kita lakukan tracing kepada seluruh keluarganya secara berturut-turut, ini akan mengangkat kesehatan masyarakat. Inilah gunanya intervensi dari Speling kita di seluruh Jawa Tengah," tuturnya.
Sementara Gerakan Pangan Murah dilakukan untuk memberikan keterjangkauan harga bahan pokok kepada masyarakat. Saat ini sejumlah harga bahan pokok mengalami fluktuasi.
Komoditas yang dijual di Gerakan Pangan Murah antara lain beras 7 ton dengan harga subsidi Rp 11.000/kg dari harga normal Rp 13.500/kg; Minyak goreng 1.500 liter dengan harga Rp 14.000 per liter dari sebelumnya Rp 18.000; Bawang putih 200 kg.
Disalurkan dengan harga Rp 28.000/kg dari harga normal Rp 36.000/kg; Bawang merah 200 kg, dengan harga subsidi Rp 40.000/kg dari Rp 50.000/kg; Cabai 100 kg, dengan harga subsidi Rp 30.000/kg dari semula Rp 50.000/kg.
"Kita juga siapkan Intervensi terkait bahan pokok penting. Hari ini terjadi fluktuatif mulai dari telur, kemudian beras, minyak, gula dan sebagainya. Harapannya masyarakat bisa tercukupi agar tidak terjadi fluktuasi harga," tutur Luthfi. (rtp)
PT IEI Luncurkan Kendaraan Listrik Indomobil eMotor Tyranno di Kota Semarang, Pas untuk Petualang |
![]() |
---|
Jateng-Djarum Foundation Kolaborasi Perbaiki Ratusan Rumah Warga Miskin |
![]() |
---|
Warga Talunombo Wonosobo Tak Lagi Kekurangan Air Bersih Berkat Bantuan SPAM Pemprov Jateng |
![]() |
---|
Motif Pembunuhan Pria Terikat Tali di Pati: Berawal Hubungan Menyimpang Korban, Pelaku dan Istri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.