PSIS Semarang

Masih Dibayangi Ban FIFA dan Masalah Tunggakan Gaji, Seleksi Pemain PSIS Jelang Liga 2 Sia-sia?

Ban FIFA dan tunggakan gaji pemain masih membayangi langkah PSIS Semarang menghadapi Liga 2 2025/2026.

Penulis: rika ira | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/ARIEL SETIAPUTRA
BENDERA PSIS - Persoalan ban FIFA dan tunggakan gaji pemain masih dihadapi PSIS. Terancam tak bisa mengikuti Liga 2. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Ban FIFA dan tunggakan gaji pemain masih membayangi langkah PSIS Semarang menghadapi Liga 2 2025/2026.

Bahkan, upaya seleksi pemain di bawah pelatih anyar Kahudi Wahyu Widodo bakal sia-sia jika persoalan tersebut belum diselesaikan.

Masalah ini kembali menjadi perbincangan suporter setelah mantan pemain Mahesa Jenar, Vitinho, menulis komentar di Instagram PSIS yang mengunggah latihan perdana, Senin (30/6/2025).

"Saya masih saja menunggu... dan sampai sekarang, belum sepeser pun dibayar. Luar biasa, ya," tulis Vintinho.

Sejak ditulis, hingga hari ini, Kamis (3/7/2025), komentar Vitinho telah mendapat 2.400 likes dan 325 komentar balasan.

Unggahan ini merupakan bentuk kekecewaan Vitinho atas janji PSIS yang berkomitmen menyelesaikan semua tunggakan sesuai keputusan FIFA, paling lambat 11 April 2025.

Namun, komitmen itu diingkari.

Baca juga: Sanksi FIFA Bukan Masalah Besar bagi PSIS Jelang Liga 2, Yoyok Sukawi Siap Bayar Denda

Hingga akhirnya, pada 13 April 2025, Vitinho menulis surat terbuka terkait tunggakan gaji yang belum dibayar PSIS.

Vitinho mengatakan, tiga bulan sebelum mengalami cedera, PSIS sudah menunggak membayar gajinya.

Kondisi itu berlanjut hingga dia cedera setelah bermain untuk Mahesa Jenar, Februari lalu.

PSIS juga tak membayar bonus atas kinerjanya, sesuai kontrak.

Tak hanya itu, Vitinho menambahkan, PSIS sama sekali tak memberi bantuan finansial maupun medis selama pemulihannya.

Dia juga harus menanggung tiket pesawat seluruh keluarganya saat pulang ke Brasil.

"PSIS Semarang sebelumnya telah berkomitmen untuk menyelesaikan semua tunggakan sesuai keputusan FIFA paling lambat tanggal 11 April 2025." 

"Namun, saya baru saja menerima informasi bahwa klub telah memutuskan untuk menghentikan semua pembayaran yang seharusnya dibayarkan kepada saya, meskipun saya telah secara resmi mengajukan permintaan pelarangan pendaftaran pemain (transfer ban) kepada Komite Disiplin FIFA."

"Permintaan ini telah diterima dan sanksi tersebut kini telah diberlakukan oleh FIFA dan PSSI," tulisnya, 13 April lalu.

Vitinho pun kecewa karena sikap profesional, dedikasi, dan rasa hormatnya dibalas PSIS dengan hak yang tak dipenuhi.

"Sekarang, saya menyerukan kepada otoritas yang berwenang untuk memastikan bahwa hak-hak saya sebagai atlet dan pekerja ditegakkan sebagaimana mestinya," pintanya.

Ban FIFA Sejak April 2025

Dilihat dari laman FIFA, sanksi atau ban dijatuhkan kepada PSIS terdaftar mulai 2 April 2025.

Selain Vitinho, PSIS juga dilaporkan Evandro Brandao atas tunggakan gaji.

Evandro memutuskan hengkang dari Mahesa Jenar pada Maret 2025.

Saat pergi, Evandro mengancam melaporkan PSIS ke FIFA atas tunggakan gaji yang dialami.

Baca juga: Masih Disanksi FIFA, PSIS Semarang Terancam Jalani Liga 2 Modal Pemain Muda

Pemain yang juga memiliki paspor Angola tersebut mengaku mengalami tunggakan gaji lebih dari empat bulan.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi keputusan yang tidak dapat dihindari karena keterlambatan pembayaran gaji yang signifikan, yang kini telah melebihi empat bulan," kata Brandao dalam keterangan resminya, yang dia unggah di Instagram, Kamis (27/3/2025) sore.

"Dalam hidup, ini bukan hanya tentang masalah keuangan, tetapi yang terpenting, tentang rasa hormat dan nilai-nilai," ujarnya.

Ban FIFA memberi konsekuensi PSIS tak bisa mendaftarkan pemain mereka dalam kompentisi.

Bahkan, mungkin tak bisa mengikuti Liga 2.

Dalam keterangan yang tertulis, ban FIFA tersebut berlaku untuk tiga periode transfer.

Sikap Manajemen

Sebelumnya, CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi, berjanji menyelesaikan persoalan ban FIFA.

Hal ini diungkapkan Sukawi setelah PSIS merampungkan Liga 1 2024/2025.

Dalam unggahan di media sosial pada 25 Mei 2025, Yoyok mengatakan siap bertanggung jawab dan menuntaskan masalah FIFA.

"Terkait permasalahan di FIFA, juga segera kami selesaikan dalam waktu dekat, tuntas seluruhnya menjadi tanggung jawab saya," tulis Yoyok, dikutip Kamis (3/7/2025).

Sementara, saat dikonfirmasi terkait ban FIFA, Direktur Utama PT Mahesa Jenar Semarang Agung Buwono tak merespon.

Pesan yang dikirim ke nomor ponsel Agung tak mendapat jawaban. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved