Berita Jateng
6 Bulan Dikepung Rob, Ahmadi Warga Kendal Capek Berungkali Tinggikan Rumah Agar tak Tenggelam
Rob di Desa Kartikajaya Kecamatan Patebon terjadi sejak awal tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda surut hingga saat ini.
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Siang itu, saat sinar matahari sedang bersinar terik-teriknya, Ahmadi (59) duduk termenung di teras balai desa Kartikajaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.
Ahmadi bersama warga lain menanti kehadiran pejabat Pemerintah Kabupaten Kendal, yang dijadwalkan akan memberi bantuan ke warga terdampak rob pukul 13:00 WIB.
1 jam menunggu, rombongan pejabat yang dinanti tak kunjung tiba. Sejurus kemudian, dari dalam aula balai desa, seorang ibu rumah tangga dengan tergesa-gesa keluar dari ruang pertemuan.
Mengendarai motor supra fit keluaran tahun 2007, ia berusaha mengeluarkan motornya yang terhimpit motor lain di parkiran.
"Saya sudah menunggu sejak pukul 12:00 WIB, tapi enggak datang-datang," kata ibu tersebut sembari berusaha menyalakan motornya, Selasa (1/7/2025).
Setelah motor berhasil dikeluarkan, ibu-ibu tersebut langsung bergegas pulang untuk mengamankan barang-barang di rumahnya dari terjangan banjir rob.
"Mulih mas, jam sakmene rob wes munggah (mau pulang dulu mas, jam segini air rob sudah naik)," sambungnya berlalu pergi tanpa menyebut nama.
Rob di Desa Kartikajaya Kecamatan Patebon terjadi sejak awal tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda surut hingga saat ini.
6 bulan lamanya, warga hidup dalam kepungan rob. Air rob tak pernah berhenti menerjang permukiman warga sejak awal Januari 2025.
Tak terhitung telah berapa kali warga meninggikan rumah, namun air rob terus meninggi seolah mengambil kembali tempat yang telah lama hilang.
"Sudah enggak terhitung berapa kali mas saya sudah meninggikan rumah. Tapi rob tetap saja masuk," tutur Ahmadi.
Ahmadi beserta warga lain kini hanya bisa pasrah, ia berharap uluran tangan pemerintah bisa mengatasi persoalan rob tak berkesudahan ini.
"Ya kalau bisa segera ditangani robnya, biar kami tidak kena imbasnya terus," sambungnya.
Baca juga: Penjual Balon Cabuli Bocah 7 Tahun di Banyumas, Ditangkap Usai Orang Tua Korban Lapor
Kepala Desa Kartikajaya, Budi Hartono menyebut rob tahun ini merupakan yang terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sekitar 700 KK di Desa Kartikajaya terendam rob dengan ketinggian bisa mencapai 1 meter. Air rob tak pernah mengenal waktu saat menghempaskan barang-barang di rumah warga.
"Kalau rob masuknya nggak tentu, kadang siang, kadang malam dan kadang siang. Ketinggian paling parah bisa 60 sentimeter, kadang 50 sentimeter," ungkapnya.
Budi menerangkan, rob biasanya melanda wilayahnya pada bulan-bulan tertentu di awal ataupun akhir tahun. Namun, rob kini telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari warga Kartikajaya.
"Biasanya di bulan 3 itu nggak ada siklus, lah ini malah sampai sekarang enggak berhenti," tuturnya.
Kini Budi sedikit lega telah mendapatkan sejumlah bantuan, meskipun penanganan rob belum menunjukkan titik terang.
Di Desa Kartikajaya, sekitar 40 warga telah menerima bantuan renovasi rumah dari pemerintah pusat. Bantuan itu, dikatakannya akan terus disalurkan secara bertahap.
"Itu bertahap, dan hari ini dari Pemkab Kendal memberikan bantuan beras terlebih dahulu. Memang kuotanya belum semua, baru 200 KK ya masih kurang tetapi nanti akan ada tambahan lagi," sambungnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati menuturkan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Pemkab Kendal terhadap korban terdampak rob.
Rencananya, bantuan tambahan juga akan diberikan sesuai prioritas wilayah terdampak.
"Karena ini yang terdampak rob kan tidak hanya di Desa Kartikajaya saja. Ada wilayah lain di Kendal yang juga sama-sama butu, tapi kita prioritas. Beberapa desa terdampak juga sudah kita berikan bantuan pangan," paparnya.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menyebut rob merupakan bencana alam yang membutuhkan penanganan jangka panjang, dan sinergitas antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Dikatakannya, butuh biaya ekstra besar untuk membangun tanggul laut sebagai cara terbaik mengatasi gempuran gelombang rob.
"Kami jelaskan bahwa penanganan rob itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh Pemkab saja apalagi Pemprov,"
"Dari kepemerintahan sebelumnya sudah mengajukan ke pusat untuk pembangunan tanggul laut, tapi kan itu butuh biaya luar biasa besar mencapai puluhan triliun," tegas bupati yang akrab disapa Tika.
Tika mencontohkan rencana pembangunan tanggul laut raksasa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak mencapai Rp 10,9 triliun, sebagai langkah penyelesaian dampak rob berkepanjangan di lokasi tersebut.
"Itu bisa 5x dari APBD Kendal, jadi tidak mungkin sepenuhnya penangana rob di Kendal ini pakai APBD. Rob ini masalah bersama," terangnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah membuat rancang bangun rinci untuk pembangunan tanggul laut di Kendal sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Namun, saat ini langkah konkret yang bisa dilakukan ialah mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat rob, dengan melakukan penanaman mangrove secara masif di pesisir pantai.
"Kemarin kami sampaikan ke pemerintah pusat untuk dibantu pembangunan tanggul laut. Insyaallah kalau di Demak mulai, nanti diteruskan selanjutnya termasuk di Kendal," tandasnya. (ags)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.