Berita Banyumas
BI Purwokerto Ungkap Penyebab Deflasi Mei 2025 di Banyumas
Deflasi kali ini lebih didorong oleh faktor musiman, terutama panen raya cabai dan bawang merah
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Kabupaten Banyumas mengalami deflasi sebesar 0,46 persen (mtm) pada Mei 2025.
Penurunan ini utamanya disebabkan turunnya harga sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah, menyusul panen raya di berbagai sentra produksi.
"Deflasi kali ini lebih didorong oleh faktor musiman, terutama panen raya cabai dan bawang merah.
Tingginya pasokan menyebabkan tekanan penurunan harga yang signifikan," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Purwokerto, Christovenny, kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (17/6/2025).
Selain faktor panen, penurunan tarif angkutan antar kota setelah berlalunya masa Lebaran turut menambah tekanan deflasi.
Data menunjukkan, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang andil terbesar terhadap deflasi, dengan kontribusi sebesar -1,62 persen.
Kelompok transportasi menyumbang -0,48 persen dan penyediaan makanan-minuman/restoran sebesar -0,03 persen.
Lima komoditas yang paling menekan inflasi antara lain cabai rawit (-0,15 persen), bawang merah (-0,13 persen), cabai merah (-0,08 persen), tarif angkutan antar kota (-0,06 persen), dan beras (-0,03 persen).
Meski terjadi deflasi secara bulanan, laju inflasi tahunan Banyumas masih berada di angka 1,52 persen (yoy), yang sejajar dengan Cilacap dan sedikit di bawah rata-rata nasional sebesar 1,60 persen.
Baca juga: Stasiun Kebasen Banyumas Jadi Magnet Baru, Daop 5 Catat 1.592 Penumpang Naik dan 1.634 Turun
"Secara tahunan, inflasi di Banyumas masih dalam jalur yang terkendali dan masih jauh di bawah target nasional tahun 2025 yang dipatok pada 2,5 plus minus 1 persen," ujar Christovenny.
Adapun lima komoditas yang masih mencatatkan inflasi bulanan di antaranya sepeda motor (0,02 persen), tarif pulsa ponsel (0,02 persen), mobil (0,01 persen), kopi bubuk (0,01 persen), dan emas perhiasan (0,01 persen).
Bank Indonesia menyebut akan terus memantau dinamika harga pangan dan memastikan koordinasi dengan pemerintah daerah agar inflasi tetap stabil di kisaran target.(jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.