Berita Jateng

Agrowisata Clapar Batang, Sensasi Petik Langsung Jeruk Unggul yang Segar

masyarakat berkesempatan menikmati sensasi memetik jeruk varietas unggul langsung dari pohonnya di Balai Benih Pertanian (BBP) Clapar.

Penulis: dina indriani | Editor: khoirul muzaki
Pemkab Batang
AGROWISATA - Kepala Dispaperta Batang, Sutadi Ronodipuro memetik jeruk varietas unggul langsung dari pohonnya di Balai Benih Pertanian (BBP) Clapar, Subah, Batang.BBP Clapar tidak hanya menawarkan pengalaman wisata, tetapi juga diproyeksikan menjadi agroeduwisata yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang kembali menghadirkan pengalaman unik bagi para pecinta hortikultura.


Melalui even tahunan Agrowisata Petik Jeruk, masyarakat berkesempatan menikmati sensasi memetik jeruk varietas unggul langsung dari pohonnya di Balai Benih Pertanian (BBP) Clapar.  


Kepala Dispaperta Batang, Sutadi Ronodipuro, mengungkapkan bahwa even yang berlangsung pada 12–18 Juni ini bukan sekadar rekreasi, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat.


“Kami ingin memberikan pemahaman tentang budidaya, pemeliharaan, hingga pascapanen jeruk agar masyarakat lebih mengenal prosesnya secara langsung,” jelasnya.


BBP Clapar tidak hanya menawarkan pengalaman wisata, tetapi juga diproyeksikan menjadi agroeduwisata
 yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).


“Secara bertahap, BBP Clapar akan dioptimalkan untuk menghasilkan benih hortikultura unggul, termasuk sembilan varietas jeruk yang kami kembangkan,” tambah Sutadi.  


Dengan luas lahan 2 hektar yang dimiliki BBP Clapar menjadi rumah bagi beragam varietas jeruk unggulan, mulai dari RGL, Keprok Monita, Borneo, Citaya, hingga Krisma.


Kepala UPT Balai Benih Hortikultura Clapar, Chasum Umi Kulsum, menerangkan bahwa tiap pohon mampu menghasilkan hingga 12 kilogram buah. 


“Dengan total 300 pohon yang siap panen, produksi jeruk kami cukup menjanjikan,” ujarnya.    

Baca juga: Prasasti Sojomerto Singkap Peradaban Mataram Kuno di Batang, Jejak Wangsa Syailendra


Masyarakat yang ingin berkunjung tidak dikenakan biaya masuk alias gratis.


Namun, jika ingin membawa pulang jeruk hasil petik sendiri, akan dikenakan harga Rp15 ribu per kilogram.


“Pembelian tidak dibatasi, jadi pengunjung bisa mengambil sebanyak yang mereka inginkan,” jelas Sutadi.  


Sejumlah pengunjung mengaku antusias mengikuti even ini setiap tahun.


Salah satunya Afifudin, warga Durenombo, yang datang bersama keluarga untuk menikmati pengalaman memetik jeruk langsung dari pohonnya. 


“Selain seru, ini juga jadi edukasi bagi anak-anak. Biasanya saya membeli sekitar 3 kilogram untuk keluarga,” pungkasnya.(din)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved