Iduladha 2025

Penjualan Kambing di Kendal Jelang Iduladha Masih Lesu, Peternak Tawarkan Perawatan Gratis

Sepekan menjelang Iduladha 2025, penjualan kambing kurban di Kendal masih lesu. Penjualan diperkirakan meningkat pada H-2 Iduladha.

TRIBUNBANYUMAS/AGUS SALIM
LAPAK KAMBING KURBAN - Lapak pedagang kambing penyedia hewan kurban Iduladha di Kendal, Minggu (1/6/2025). Sepekan menjelang Iduladha 2025, penjualan kambing untuk kurban masih lesu. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Penjualan kambing di Kendal, Jawa Tengah, sepekan menjelang Iduladha 2025 masih lesu.

Pedagang memperkirakan, penjualan meningkat pada H-2 Iduladha 2025.

Saat ini, lapak-lapak pedagang kambing kurban mulai bermunculan di sejumlah titik di Kendal.

Satu di antaranya, di lokasi jalan tembus Purin Kendal.

"Untuk hari ini, penjualan belum ramai karena pembeli biasanya datang saat H-2. Itu waktu yang ramai dan banyak yang beli," kata Suparwo, satu di antara penjual kambing kurban di jalan tembus Purin Kendal, Minggu (1/6/2025).

Baca juga: Jeritan Hati Warga Langganan Rob di Kendal, Warsiti dan Keluarga Memilih Tidur di Perahu

Meski belum cukup ramai, Suparwo tetap membuka lapak untuk menarik perhatian para pembeli.

Biasanya, pembeli telah memesan hewan kurban terlebih dahulu kemudian diambil saat mendekati iduladha.

Suparwo tak memberikan biaya tambahan untuk perawatan.

"Ya, biasanya gitu, katanya agar tidak repot merawat. Jadi, dititipkan dulu. Tapi sudah ditandai bahwa ini punya si A dan yang ini si B," paparnya.

Suparwo menjual kambing untuk kurban Iduladha mulai dari Rp3 juta hingga Rp6 juta  tergantung ukuran dan berat kambing.

"Penjualan tahun ini saya rasa masih stabil ya, sama kayak tahun kemarin. Untuk yang harga Rp6 juta, itu beratnya 70-75 kilogram," paparnya.

Suparwo memastikan, kambing kurban di lapak miliknya telah menjalani pemeriksaan kesehatan ketat dari dokter hewan sehingga sudah siap untuk disembelih waktu pelaksanaan iduladha 2025.

"Sudah kami pastikan sehat, dan kambing-kambing ini usianya lebih dari dua tahun. Jadi sudah sesuai syarat untuk berkurban," tandasnya.

Pantai Potensi Penularan PMK

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati menegaskan bahwa pihaknya belum menemukan hewan kurban yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Saat ini, Pandu terus memantau kesehatan hewan kurban, baik di pasar hewan maupun di tempat penampungan dan kandang peternakan.

Pengecekan dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan kurban menjelang Iduladha 2025, sekaligus mengantisipasi terjadinya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

"Kami sudah rutin pemantauan dan belum kami temukan gejala-gejala hewan kurban yang mengarah ke PMK," ungkapnya.

Baca juga: Pabrik Mainan Terbesar Early Light International Berdiri di KEK Kendal, Investasi Rp 540 Miliar

Pandu menerangkan, hewan kurban yang terkena PMK biasanya menampakkan gejala awal berupa tidak memiliki nafsu makan.

Selain itu, hewan kurban juga mengeluarkan air liur berlebihan, lepuh atau luka pada mulut, lidah, dan kuku.

"Hewan yang terinfeksi PMK juga bisa mengalami pincang atau kesulitan berjalan, dan lebih sering berbaring," sambungnya.

Ia menambahkan, pihaknya telah menyediakan layanan pengobatan seandainya ditemukan hewan kurban yang terkena gejala PMK.

"Kita akan lakukan langkah antisipasi berupa pengobatan jika ada yang mengarah ke gejala itu," sambungnya.

Namun, tak ada pemberian vaksin.

Penggunaan vaksin PMK, katanya, membutuhkan rentan waktu minimal setahun agar efektif.

Sehingga, Pandu mengimbau hewan kurban yang terjangkit PMK agar diganti dengan hewan kurban yang lebih sehat.

"Untuk ketersediaan vaksin di Kendal sudah tercukupi. Cuma kalau divaksin sekarang itu enggak efektif, paling tidak vaksin itu hitungannya setahun sebelum Iduladha," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved