Berita Banjarngara
Desa Wisata Dawuhan, Diinisiasi Relawan Bencana, Bagi Keuntungan untuk Kemanusian
Senin malam, 20 Januari 2025, jadi hari kelabu bagi para pelaku wisata Desa Wisata Dawuhan Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rustam Aji
Banyak masyarakat menggantungkan mata pencaharian dari adanya wisata ini.
Desa Wisata Dawuhan juga berhasil menyisihkan sebagian keuntungannya untuk meringankan beban warga miskin yang butuh bantuan.
Ini yang membuat semangat mereka kembali bergelora. Bagaimanapun caranya, Wisata Dawuhan harus kembali dibuka.
“Kalau pas ramai, ratusan orang dari karyawan sampai pedagang dapat rizki dari sini. Kita juga bisa kasih CSR ke warga, 15-20 persen dari keuntungan,”katanya.
Baca juga: APINDO, KSPSI hingga MUI Purbalingga Kecam Provokasi dan Anarkis Demo Hari Buruh di Semarang
Diinisiasi Relawan Bencana
Yang membedakan dengan wisata di tempat lain, Desa Wisata Dawuhan diinisasi oleh para relawan kebencanaan di Kabupaten Banjarnegara, khususnya anggota Desa Tangguh Bencana (Destana).
Mereka yang terbiasa bekerja tak dibayar demi kemanusiaan, berjuang mati-matian untuk membuka wisata ini.
Alwanto salah satunya yang memperjuangkan ini.
Bukan tanpa alasan. Pihaknya lelah selalu membersihkan sampah yang mencemari Sungai Panaraban. Sungai itu juga jadi objek konservasi karena berisiko banjir dan membawa material longsor.
Ironisnya, jembatan Sungai Panaraban jadi spot favorit oknum warga yang membuang sampah sembarangan.
“Dulu sini itu seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Buang sampah dari jembatan enak banget,”kata Alwanto yang juga perintis wisata sekaligus Pengurus Pokdarwis Tirta Panaraban
Beruntungnya para relawan kebencanaan juga dibekali kemampuan rescue (penyelamatan), baik di darat maupun di air. Kemampuan itu jadi modal penting bagi mereka untuk membuka wisata air.
Mereka bergotong royong untuk menyulap Sungai Panaraban menjadi objek wisata. Aliran Sungai Panaraban yang cukup deras dengan banyak jeram mendukung pembukaan wisata tubing.
Sebagai pekerja kemanusiaan, Alwanto jujur menanggung beban tak ringan. Saat waktunya banyak tercurah untuk tugas kemanusiaan, ia juga harus memikirkan nafkah anak istrinya.
Baca juga: Pakai Sabu, Pria Asal Sidareja Cilacap Ditangkap Polisi, Tak Berkutik saat Ditunjukkan Bukti
Pembukaan Wisata Dawuhan tentu membuka harapan bagi relawan sepertinya untuk mendapat penghasilan. Sehingga kebutuhan dapur tetap terjaga. Dengan begitu, ia dan kawan-kawannya bisa tenang dan bersemangat bertugas untuk sosial.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.