Berita Jateng

Kisah Sukses Alim dari Grobogan, Dulu Tukang Sapu Kini Menjadi Pengusaha Sepatu

Kisah ini bermula saat Alim yang baru lulus SD pada tahun 1984, memberanikan diri merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah setelah ayahnya meninggal

Penulis: Fachri Sakti N | Editor: khoirul muzaki
Fachri Sakti N/Tribun Jateng
UMKM ASTEG JAYA TEGOWANU: Sang pendiri Asteg Jaya, Alim Mustofa, memulai usahanya dari titik terendah, bukan dari modal yang melimpah. Bermula dari menjadi tukang sapu di Jakarta, Alim kini berhasil mendirikan usaha sepatu kulit berkualitas di kampung halamannya, Desa Tegowanu Kulon, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah 

Tak jarang, Alim pulang dengan tangan kosong karena tak ada pelanggan yang mampir di lapak sol sepatunya.

"Tahun 2008 saya pulang kampung dan diminta keluarga untuk tidak ke Jakarta lagi. Saya kemudian harus kerja keras ngesol di pinggir jalan di perempatan Karangawen, karena tidak punya apa-apa itu, saya naik sepeda dari rumah untuk ke Karangawen selama satu tahun setengah," ujar Alim.

Meskipun penghasilannya tidak menentu, ia tetap gigih dan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Saat itu susah sekali, tidak ada pemasukan karena selama berhari-hari tidak ada yang ngesol, terpaksa di sela waktu ngesol saya ikut jadi kuli panggul di pasar, karena anak saya sudah duduk di bangku SMA saat itu dan butuh biaya sekolah," tutur Alim tak bisa menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Asa muncul pada tahun 2009, saat ia menerima pesanan sepatu pertama sebanyak 33 pasang dari seorang calon anggota DPRD, yang menjadi titik balik kesuksesannya.

"Pada 2009 saya bersyukur pertama kali ada pesanan sepatu dari calon Anggota DPRD sebanyak 33 pasang, dari situ saya sudah tidak ngesol lagi dan buka sendiri di rumah, kemudian dari mulut ke mulut usaha saya mulai banyak diketahui orang dan bertahan sampai saat ini," kata Alim tersenyum lebar.

Kini Alim sudah memiliki lima karyawan dan bisa memproduksi puluhan sepatu dalam sehari meskipun bekerja menggunakan mesin-mesin yang semi-tradisional.

"Sekarang saya punya lima pekerja, sayangnya di sini saya masih pakai mesin lama, dengan itu saya cuma bisa memproduksi sepuluh pasang sandal atau sepatu perhari, karena alat-alatnya kurang mumpuni tidak seperti mesin yang baru. Harapan saya sih agar pemerintah saya bisa membantu supaya UMKM saya ini bisa lebih cepat memproduksi," ungkapnya.

Baca juga: Boneka Unta Lucu Ramai Diburu Saat Musim Haji, Ternyata Diproduksi di Kudus

Asteg Jaya Langganan Para Pejabat

Dengan pengalaman, keterampilan dan kegigihan yang dimilikinya, Alim membuktikan Asteg Jaya Tegowanu mampu berjaya di tengah pasar produk sepatu yang kian masif dan modern.

Pelanggan Alim berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat sekitar, pengusaha, Pegawai Negeri Sipil, dan bahkan para pejabat penting dari Grobogan.


Bahkan ada juga pelanggan Alim yang berasal dari luar Jawa, tepatnya dari Nusa Tenggara Timur.

"Anggota DPRD, Bu Ana dan Bu Lusi menjadi pelanggan setia saya, ada juga pelanggan dari Nusa Tenggara Timur yang sering pesan sepatu," ujar Alim bangga.

Omzet Puluhan Juta Rupiah

Sepatu dan sandal buatan Asteg Jaya Tegowanu dijual dengan berbagai harga yang terjangkau.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved