Berita Jateng
Geliat Jasa Tukar Uang Baru di Jalan Pahlawan Semarang, Misbah Rela Banting Setir dari Tukang Ojek
Pada pukul 07.00 WIB kendaraan bebek miliknya distandarkan tengah, dan memasang banner bertuliskan jasa penukaran uang dengan dominasi warna kuning.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Muhammad Misbah, memacu motor bebeknya sedari pukul 06.30 WIB berangkat dari Mranggen Kabupaten Demak untuk menyediakan jasa penukaran uang di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Senin (17/3/2025).
Ketika sampai di Jalan Pahlawan Semarang, tepatnya di sekitaran tugu tunas jalan pahlawa. Pada pukul 07.00 WIB kendaraan bebek miliknya distandarkan tengah, dan memasang banner bertuliskan jasa penukaran uang dengan dominasi warna kuning.
Beberapa lembar uang baru dia jembreng ditangannya, meski dalam kondisi terik ataupun berpuasa untuk ditawarkan kepada para pengendara yang berlalu-lalang di jalanan itu. Dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Sesekali dia duduk dibawah pohon untuk melindungi sengatan matahari langsung, ketika ada pengendara motor ataupun mobil berhenti di kendaraannya Misbah datang untuk menawarkan jasanya.
Tak hanya Misbah yang berdiri di Jalan Pahlawan, pada pertengahan bulan puasa ini menjadi pemandangan yang biasa para penyedia jasa penukaran uang berjajar di jalan itu.
Semakin mendekati lebaran, semakin banyak pula para penyedia jasa uang baru itu. Tak sedikit dari masyarakat yang memanfaatkan para penyedia jasa penukaran uang baru.
Seperti biasa, tiap lebaran tradisi bagi-bagi THR di Indonesia dengan uang baru selalu berulang tiap tahunnya.
Beberapa pengendara motor dan mobil berdiri di sekitar para penyedia jasa penukaran uang baru, tak terkecuali milik Misbah, tawar menawarpun terjadi antara dia dan pembeli.
Hari ini, di tas ransel warna hitam yang ditaruh di dada Misbah berisikan pecahan uang penukaran. Sekitar Rp30juta yang dia bawa.
Baca juga: 2 Pegawai Bank Pemerintah di Semarang Jadi Tersangka Korupsi, Rugikan Negara Rp3.5 Miliar Lebih
Ada Beberapa pecahan uang Rp1000, Rp2000, Rp5000, Rp10.000 dan Rp20.000. Untuk tiap uang per Rp100.000 pembeli membayar Misbah Rp10.000-Rp15.000.
"Saya baru hari pertama di sini, sampai sore ini sudah ada yang tukar uang sekitar Rp10juta. Keuntungan untuk saya lumayan sih," kata pria yang kesehariannya adalah supir ojek online.
Misbah bercerita pada awal beberapa hari menjelang lebaran ini, dirinya mengaku untuk beristirahat melakukan tarikan ojek onlinenya. Event tahunan ini membawa berkah dan rezeki untuknya dan keluarganya.
Penghasilan tambahan dari jasa penukaran uang baru itu dia gunakan untuk kebutuhan lebaran, ataupun membelikan baju baru untuk anak dan istrinya.
"Yang penting untuk istri dan anak, panas dan capek ga masalah. Saya sudah 10 tahun jadi penyedia jasa penukaran uang, yah hasilnya lumayan bisa untuk tambah-tambahan saat lebaran," tutur Misbah.
Misbah berencana akan menjadi jasa penukaran uang di sekitar Jalan Pahlawan sampai H-1 lebaran. Terkadang Misbah berpindah-pindah, tak hanya di sekitar monumen tugu tunas.
Untuk saat ini, beberapa uang tabungan dari penghasilannya yang dijadikan stok untuk penukaran uang baru masih Rp70juta di rumahnya.
Jumlah tersebut di rasa cukup untuk beberapa hari kedepan sebelum lebaran. Biasanya ketika semakin mendekati lebaran, jasa penukaran uang baru ini akan naik minimalnya Rp5.000.
Tak sedikit dari masyarakat yang sudah langganan dan percaya dengan Misbah, beberapa pengendara sempat menyapa Misbah ketika lewat dan berkata "laris, laris, laris,".
Senyum kecil dimulut Misbah pun seolah mengamini perkataan mereka. Beberapa orang yang datang juga ikut menggunakan jasa Misbah untuk menukarkan uang.
"Kadang ada yang tukar langsung pakai uang cash, tapi banyak yang pakai sistem transfer atau Qris. Biasanya pada pakai BRI," kata Misbah.
Sementara itu, satu diantara pengguna jasa Misbah, yakni Faturrahman mengatakan munculnya jasa penukaran uang di Jalan Pahlawan sangat membantu dirinya selaku pekerja kantoran.
"Saya tidak banyak waktu untuk tukar langsung. Jadi sangat membantu sekali, kalau ada tambahan pembayaran itu wajar karena kan pakai jasa ya," ujarnya.
Faturrahman mengatakan melakukan penukaran uang dengan memindai kode QR dari aplikasi BRImo pada ponsel pintarnya. Hal itu dirasa memudahkan untuk bertransaksi, apalagi dirinya tak perlu ribet untuk buka tas dan ambil dompet.
"Sekarang enak pakai scan, ga ribet. Kalau dompet ketinggalan sekarang tetap bisa transaksi," jelasnya singkat.
Baca juga: Polres Kebumen Ungkap 6 Kasus Asusila
Inklusi Keuangan dan Digitalisasi BRI
Transaksi dengan Qris ataupun transfer via BRImo mempermudah proses pembayaran non-tunai baik untuk pengguna maupun merchant.
Dengan adanya fasilitas tersebut bisa membantu mempercepat transaksi pembayaran pada merchant yang menyediakan barcode.
Para pelaku jasa penukaran uang juga memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas dan aman, termasuk digitalisasi pada transaksi.
Transaksi menggunakan sistem QRIS BRI ini, ditanggapi oleh Nugroho Pakar Ekonomi Universitas Diponegoro, Prof Nugroho Sumarjiyanto Banadictus Maria, dia menyebut pembayaran via QRIS memang memudahkan masyarakat untuk transaksi.
"Menurut pendapat saya bagus. Pertama cepat proses. Kedua, tidak usah repot ke bank dan bawa uang tunai. Ketiga, tidak ada resiko uang palsu. Keempat, pembayaran selalu pas nominalnya," jelasnya. (Rad)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.