Berita Pendidikan

Prof Darsono Kembali Pimpin Universitas Muria Kudus, Siapkan 2 Program untuk Raih Akreditasi Unggul

Universitas Muria Kudus (UMK) kembali dipimpin Prof DR Ir Darsono MSi. Darsono meyiapkan dua program yang segera dilaksanakan.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/HUMAS UMK
Prof Dr Ir Darsono MSi dilantik sebagai Rektor Universitas Muria Kudus (UMK) periode 2025-2029, di auditorium UMK, Kamis (9/1/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS – Universitas Muria Kudus (UMK) kembali dipimpin Prof DR Ir Darsono MSi.

Pelantikan Prof Darsono sebagai rektor periode 2025-2029 berlangsung di auditorium UMK, Kamis (9/1/2025).

Sebelumnya, Darsono telah melalui sejumlah rangkaian tahapan seleksi, mulai dari seleksi administrasi, tahap pemilihan oleh lembaga independen, hingga penilaian dan penetapan oleh senat universitas. 

Kemudian, pada tahap akhir, Darsono ditetapkan dan dilatik oleh Yayasan Pembina Universitas Muria Kudus (YPUMK), berdasar Surat Keputusan Nomor 1/YM/Kep/D.40.01/2025 yang ditetapkan dan ditandatangani Plt Ketua Umum Pengurus YPUMK, Tono Martono.

Ini merupakan periode kedua Darsono menjabat sebagai rektor, setelah sebelumnya menjabat pada periode 2020-2024. 

Baca juga: Manfaatkan! Universitas Muria Kudus Beri Beasiswa Lewat Klub bagi Atlet yang Ingin Kuliah

Selama memimpin UMK, dia dinilai mampu membawa UMK menjadi semakin maju dan berkembang.

Kembali diamanahi sebagai rektor, Darsono mematok target agar UMK berhasil meraih akreditasi unggul. 

Darsono pun menyiapkan dua program untuk mewujudkan target itu.

Pertama, mengintensifkan program produktif yang selama ini telah berhasil menorehkan rekognisi terhadap UMK.

"Kedua, program ekstensifikasi untuk program masa depan. Yaitu, program pengembangan untuk menumbuhkembangkan, misalnya, memikirkan program studi baru, kurikulum, variasi program yang didesain agar UMK tetap survive dan eksis dan punya daya maju yang baik, dengan memperhatikan perkembangan nasional dan global," kata Darsono.

Tantangan sebagai penyelenggara perguruan tinggi, kata Darsono, memang tidak mudah. 

Apalagi, baru-baru ini, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi menyinggung kalau lulusan S1 masih banyak yang di bawah kualifikasi.

Baca juga: Kisah Setia Ningrum 21 Tahun Lahirkan Bayi Kembar 3 Perempuan di Kudus

Bagi Darsono, ini merupakan fenomena resiprok antara ekosistem global dan ekosistem mikro di perguruan tinggi sebagai pencetak sumber daya manusia. 

Menurutnya, harus ada kesepahaman dan kesepadanan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Sebab, kalau itu semata-mata disampirkan kepada perguruan tinggi mungkin tidak maksimal. Ini harus menjadi kesadaran masif sebagai gerakan bersama sehingga para pihak harus berkontribusi." 

"Tentu, perguruan tinggi, sebagai pencetak sumber daya manusia, sebagai pilar utama, sebagai pembedah itu. Jangan sampai ini berlarut-larut," kata Darsono. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved