Berita Kebumen
Eksotisme Kawasan Mangrove Muara Kali Ijo Kebumen, Bisa Sesap Kopi Mangrove
Ratusan pelancong dari berbagai daerah di Indonesia memadati tempat konservasi Hutan Mangrove Muara Kali Ijo Kebumen, Jumat (6/11/2024).
Penulis: budi susanto | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Ratusan pelancong dari berbagai daerah di Indonesia memadati tempat konservasi Hutan Mangrove Muara Kali Ijo Kebumen, Jumat (6/11/2024).
Tak hanya pelancong dari Pulau Jawa, beberapa pelancong bahkan berasal dari Raja Ampat, Natuna hingga Sumatera.
Hutan konservasi mangrove tersebut terletak di pesisir Kebumen tepatnya di Kecamatan Ayah.
Baca juga: Telkomsel Jaga Bumi Perkuat Implementasi ESG, Tanam 10.600 Mangrove Hasil Donasi Poin Pelanggan

Hutan mangrove seluas 5 hektare tersebut merupakan bagian dari Geopark Kebumen.
Geopark tersebut juga menjadi geopark ke dua di Jateng setelah Dieng.
Selain eksotisme hutan mangrove, para pelancong juga disuguhkan dengan beberapa potensi yang ada di kawasan hutan mangrove tersebut.
Seperti pembesaran kepiting bakau hingga kopi mangrove yang disajikan untuk para pengunjung.
Baca juga: Duh, Hutan Mangrove di Pesisir Semarang Nyaris Musnah Terdampak Proyek Tol. 7 Tahun Hilang 157 Ha
Tribunbanyumas.com pun berkesempatan masuk lebih dalam ke hutan mangrove untuk melihat langsung berbagai potensi yang ada.
Kepiting Bakau
Tepat diujung hutan mangrove, bangunan kayu menyambut para pengunjung.
Bangunan tersebut bertuliskan Sekertariat Kelompok Tani Hutan (KTH) Pansela.
Tepat di samping bangunan tersebut, beberapa orang sibuk memantau perkembangan kepiting bakau.
Tak tanggung-tanggung, 150 kepiting bakau ditempatkan di wadah khusus.
Beberapa berukuran jumbo dengan berat sekitar 1 kilogram.
Baca juga: Proyek Tanggul Laut dan Tol Semarang-Demak Babat Mangrove di Trimulyo Semarang, Nelayan Mengeluh
Di lokasi tersebut, perkembangan kepiting bakau benar-benar diperhatikan.
Pasalnya, lokasi tersebut menjadi tempat pembesaran kepiting bakau.
"Yang ini masih 2 ons, belum begitu besar," jelas Sodiqin satu di antara anggota KTH Pansela, Jumat (6/12/2024).
Sembari sibuk memperhatikan kepiting bakau, pria ramah itu mengatakan panen bisa dilakukan sekitar 40 hari.
Harga jual kepiting bakau bisa tembus Rp150 ribu perkilogram.
Di mana KTH Pansela bisa mendapatkan 100 kilogram dalam sekali panen.
"Pembeli juga sudah ada, kami hanya membesarkan."
"Bibit kepiting kami ambil dari hutan mangrove," kata Sodiqin.
Kopi Mangrove
Tak hanya kepiting bakau, kopi mangrove yang ada di kawasan hutan mangrove tersebut juga ramai pengunjung.
Para pengunjung penasaran dengan rasa kopi mangrove buatan warga Desa Ayah.
Satu di antara pengunjung asal Natuna bahkan terkesan dengan cita rasa kopi mangrove.
"Setiap hari saya mengkonsumsi kopi, tapi rasa kopi mangrove benar-benar berbeda," Hardinansyah yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna.
Ia mengatakan, rasa kopi mangrove berbeda dengan kopi jenis arabika maupun robusta.
Baca juga: Hijaukan Pesisir Utara Semarang dengan Mangrove, Sururi Diganjar Penghargaan Kalpataru 2024
"Rasanya sangat khas sekali," tuturnya.
Dijelaskan Kasman satu di antara anggota KTH Pansela yang juga meracik kopi mangrove, trail and error mewarnai racikan kopi mangrove.
Bahkan tak hanya sekali, ia mengatakan ratusan kali masyarakat Desa Ayah mencoba meracik kopi mangrove.
Meski demikian Kasman dan warga lainnya tak berhenti hingga akhirnya mendapatkan cita rasa khas dari kopi mangrove.
"Awalnya kami mencoba memanfaatkan mangrove yang dianggap tak bisa dijadikan minuman akhirnya tercipta kopi ini," tuturnya.
Dijelaskannya, proses meracik kopi mangrove membutuhkan waktu sangat lama hingga bisa dikonsumsi.
Menurutnya cita rasa kopi mangrove lebih gurih ketimbang kopi pada umumnya.
Dan proses membuat tanaman mangrove bisa dijalankan kopi memakan waktu 90 hari.
"Kami coba tawarkan ke komunitas terlebih dahulu dan ada peminat."
"Sampai sekarang banyak yang mencari," tuturnya sembari menyajikan kopi mangrove. (*)
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yayasan AHM Tanam Puluhan Ribu Mangrove
Pertama Ikut Seleksi PPPK Kebumen Langsung Diterima, Khusnul Khotimah Bersyukur Kini Berstatus ASN |
![]() |
---|
Istri Curiga Uang Belanja Terus Berkurang, Driver Ojol di Kebumen Ternyata Pakai untuk Nyabu |
![]() |
---|
Asal Usul Nama Jalan Daendels dan Jejak Perjuangan Diponegoro di Kebumen |
![]() |
---|
Dua Driver Ojol Kebumen Ditangkap Polisi, Bawa Sabu untuk Dikonsumsi Bareng. Patungan Beli Online |
![]() |
---|
Ponpes Hidayatul Mubtadiin Kebumen Jadi Rumah bagi Santri dengan Gangguan Jiwa Belajar Mengaji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.