Pilbup Banyumas 2024

Muncul Gerakan Pilih Kotak Kosong di Pilkada Banyumas, Pengamat Unsoed: Upaya Lawan Elit Politik

Ajakan memilih kotak kosong di Pilkada Banyumas dilihat pengamat politik Unsoed Purwokerto sebagai bentuk perlawanan kepada elit politik.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/DOK WARGA
Dua baliho ajakan memilih kotak kosong terpasang di dua lokasi di Banyumas, Senin (16/9/2024). Kampanye kotak kosong dilakukan sejumlah pihak untuk mendorong demokrasi Pilkada Banyumas tak dikuasai calin tunggal. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pengamat Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo menilai, munculnya ajakan memilih kotak kosong di Pilkada Banyumas dipicu sikap elit politik.

Keputusan mereka mengalihkan dukungan kepada bakal calon peserta Pilbup Banyumas dianggap melanggar etika politik dan mengoyak etika politik yang ada.

Padahal, sebelumnya, muncul beberapa bakal calon yang siap bertarung di kontestasi perebutan kursi kepala daerah itu.

Hal ini senada dengan peristiwa yang terjadi di tingkat nasional, dimulai dari putusan Mahkamah Konstitusi yaitu penetapan usia wakil presiden hingga rentetan langkah-langkah politik berupa upaya pergantian ketua parpol dan sebagainya.

Artinya, secara nasional, peristiwa-peristiwa itu dianggap publik Banyumas sebagai bentuk pelanggaran etika. Dan kondisi itu kerap mereka lihat. 

"Karena, pada awalnya, mereka melihat sendiri berbagai calon yang sudah muncul dan siap bertarung."

"Pasca itu, kemudian banyak calon mundur dan kemudian muncul lagi, gagal lagi, gagal lagi."

"Nah, hal ini dibaca senada atau selaras dengan apa yang terjadi di nasional," kata Indaru kepada Tribunbanyumas.com, Senin (16/9/2024). 

Baca juga: Baliho Ajakan Pilih Kotak Kosong Terpasang di Purwokerto, Koalisi Rakyat Banyumas Jadi Inisiator

Adanya kotak kosong dan ajakan mendukung mencoblos kolom kosong, menjadi sarana masyarakat menunjukkan sikap kekecewaan mereka terhadap pelanggaran etika politik.

Walaupun, sebenarnya, kata Indaru, dalam dunia politik, manuver dan langkah masing-masing partai dianggap sah-sah saja karena hal itu terkait transaksi politik.

"Saya pikir, ini menarik karena kemudian masyarakat bergerak, gayung bersambut."

"Saya pikir (gerakan mengajak memilih kotak kosong) hanya lewat media sosial tapi ternyata hingga muncul baliho-baliho yang cukup besar dan strategis itu," katanya. 

Dia melihat, kondisi ini juga membuat dinamika poltik di Banyumas berkembang.

Semisal, banyak kreasi-kreasi yang dimunculkan dari meme, lagu, maupun unggahan lain di media sosial yang begitu sangat marak.

Tinggal, bagaimana kelanjutan dinamika politik ini, apakah memiliki signifikansi positif dalam prosesnya nanti dan seberapa jauh gerakan ini terkonsolidasi secara baik dan tersampaikan pesan-pesannya kepada pemilih.

Menururnya, hal itu jelas menjadi tantangan para pegiat gerakan pendukung kotak kosong karena tidak ada struktur resmi.

"Ini kan bentuk kekecewaan atau lebih tepatnya dalam perkembangannya disebut juga sebagai bentuk perlawanan pemilih atau publik terhadap elit politik."

"Saya membacanya bahwa kotak kosong ini sebagai bentuk negosiasi politik antara publik atau pemilih dengan elit partai," terangnya. 

Itu sebabnya, kata Indaru, bukan masalah kalah menang yang menjadi tujuan gerakan ini.

Baca juga: Hanya Ada Foto Calon Tunggal di Surat Suara Pilkada Banyumas, Warga Boleh Kampanyekan Kotak Kosong

Apalagi, melihat dukungan parpol pemilik suara sah di Pemilu 2024 lalu, hampir 98 persen masyarakat pemilih di Banyumas mendukung pasangan bakal calon tunggal.

"Artinya, hanya tidak kurang dari 2 persen yang tidak mengusung pasangan calon bergambar itu."

"Nah, bagaimana prosesnya ke depan, apakah akan 100 persen memilih pasangan calon bergambar atau kemudian ada prersentase yang di kolom kosong akan meningkat?"

"Ini kita lihat ke depannya, seberapa menjadi isu bersama, seberapa ini terkonsolidasi dengan baik, bagaimana ini kemudian berjalan sesuai planning," tambahnya. 

Jika dalam perkembangannya nanti gerakan memilih kotak kosong menjadi lebih terstruktur, terkomunikasi baik, dan solid, bisa jadi gerakan tersebut menjadi ancaman yang signifikan. 

"Fenomena kotak kosong itu bukan soal hanya bicara kekecewaan pemilih atau bentuk perlawanan tetapi juga soal bagaimana nasib demokrasi di Banyumas."

"Apakah nantinya akan tersandera atau kemudian nurut dengan keputusan elit partai, atau pemilih sebagai pemilik kedaulatan di Kabupaten Banyumas punya kekuatan dan punya kemampuan yang terkonsolidasi dengan baik," katanya.

"Semoga, gerakan memilih kotak kosong ini menjadi pengingat bagi elit partai dan masyarakat Banyumas untuk membangun kesadaran politik, kesadaran demokrasi yang baik dan benar," imbuhnya. 

Baliho di 3 Lokasi

Diberitakan sebelumnya, muncul baliho ajakan pilihan kotak kosong di tiga tempat di Purwokerto.

Tiga baliho ajakan mencoblos kolom kosong ini digaungkan Koalisi Rakyat Banyumas.

"Ada 3 titik, yaitu ada di perempatan tanjung, pasar karanglewas dan Glempang."

"Perjuangan ini direspon sedemikan rupa, bahwa kolom kosong ini ada dan eksis," ujar Koordinator Umum Koalisi Rakyat Banyumas, Setya Adri Wibowo.

Baca juga: Pendaftaran Ditolak, Pendukung Maruf-Yuli Bakal Gencar Kampanyekan Kotak Kosong di Pilkada Banyumas

Ia mengatakan, keberadaan baliho-baliho ini sekaligus mengedukasi pemilih bahwa memilih kotak atau kolom kosong ini diperbolehkan dan dilindungi undang-undang.

"Kami ingin tahu bagaimana respon masyarakat, kami ingin lihat dan saya rasa ini baik untuk kepedulian masyarakat."

"Koalisi Rakyat Banyumas dan ini bagian dari mencerdaskan membuat pilihan kotak kosong," jelasnya. 

Pihaknya mengatakan sangat terbuka dengan berbagai kalangan masyarakat untuk ikut membersamai. 

Bahkan akan ada pengurus melakukan rapat koordinasi dan membentuk tim pemenangan kolom kosong Kabupaten. 

Selain itu akan membentuk tim kecamatan hingga desa.

"Kita sedang solidkan ini dan akan kita deklarasikan.

Kita pun bisa membentuk tim pemenangan, dan kita sama adu strategi dan intelektual," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved