Berita Blora
Angka Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan di Blora Meningkat 3 Tahun Terakhir, Ini Kata Dinkes
Angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Kabupaten Blora, Jateng, menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya.
Selain penyakit penyerta, kematian pada ibu hamil dan melahirkan itu disebabkan preeklamsia berat atau komplikasi kehamilan.
Eny Kurniati, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, mengungkapkan, tren kenaikan ini tercatat mulai 2022.
Di tahun itu, Dinkes Blora mencatat ada 10 kasus kematian ibu hamil dan melahirkan.
Kemudian, pada tahun 2023, angka tersebut naik menjadi 13 kasus.
"Sedangkan di 2024, sampai Juni, sudah ada 6 kasus kematian ibu," katanya, Rabu (31/7/2024).
Baca juga: Baliho Pasangan Arief-Sri untuk Pilkada Blora Mulai Bertebaran, Kapan Deklarasi Partai Pengusung?
Menurut Eny, penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan di Blora beragam, di antaranya preeklamsia berat atau komplikasi kehamilan.
"Preeklamsia berat itu bisa disebabkan karena riwayat hipertensi dari ibu hamil," ujarnya.
Kemudian, penyakit penyerta, semisal penyakit jantung, HIV AIDS, gagal ginjal, dan emboli paru.
Eny menyampaikan, pada kasus kematian ibu hamil, belum tentu bayinya ikut meninggal.
"Tergantung, kematiannya terjadi di masa apa, apakah ibunya meninggal pada saat hamil atau saat bersalin, atau saat nifas."
"Kalau ibunya meninggal pada saat hamil, pasti bayinya juga ikut meninggal."
"Ada juga, ibunya yang meninggal di masa nifas tetapi bayinya selamat, itu ada," jelasnya.

Dinkes Blora terus berupaya menekan angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Blora.
Satu di antaranya, melakukan screening kelayakan hamil si ibu.
"Kami selalu adakan screening layak hamilnya, salah satunya, kami minta masyarakat untuk tidak banyak anak."
"Lalu, jumlah kehamilan paling banyak disarankan 3 anak, jarak kehamilan juga tidak boleh kurang dari 2 tahun."
"Misal, usianya sudah di atas 35 tahun, kami sarankan untuk KB saja biar tidak menyumbang angka kematian ibu tadi, karena usia segitu rentan," jelasnya.
Baca juga: 10 Poin Suara Anak Blora untuk Pemkab: Mulai Perbaikan Infrastruktur sampai Pembatasan Iklan Rokok
Eny menambahkan, akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya KB guna menekan angka kematian ibu di Blora.
"Perlu edukasi kepada masyarakat bahwa ber-KB itu penting. Itu sebagai upaya kita mencegah kematian ibu," paparnya. (*)
Baca juga: Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh Tewas akibat Serangan Israel di Teheran Iran
Baca juga: KRONOLOGI Mobil Terbakar di SPBU Colomadu Karanganyar, Penumpang Sempat Kena Percikan Api
Guru di Blora akan Cek Makanan MBG sebelum Diberikan ke Murid, Diberi Insentif Rp100 Ribu Per Hari |
![]() |
---|
Anggaran dari BGN Belum Cair, 3.347 Siswa di Japah Blora Tak Terima MBG Sejak Senin |
![]() |
---|
Baru Sebulan Beroperasi, Dapur MBG di Japah Blora Berhenti. Diduga Dana dari BGN Belum Cair |
![]() |
---|
Pertamina Lakukan Eksplorasi Sumur Minyak Dara Jingga di Kradenan Blora, Ini Sikap Pemkab! |
![]() |
---|
Kasus PMK di Blora Melonjak, DP4 Terjunkan Petugas ke Setiap Pasar Hewan: Cek Sapi yang akan Masuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.