Berita Cilacap

Padahal Cilacap Lumbung Padi, Harga Beras di Pasar Induk Majenang Tembus Rp17 Ribu Perkilogram

Hingga saat ini, harga beras tertinggi di Pasar Induk Majenang mencapai Rp17 ribu perkilogramnya untuk beras jenis Pandan Wangi.

Pingky Anggraeni/Tribunbanyumas.com
Warkum salah satu pedagang beras di pasar induk Majenang, Cilacap saat menunjukkan stok beras yang dijual di tokonya. Senin (19/2). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Harga beras di Pasar Induk Majenang, Cilacap terus mengalami kenaikan.


Hingga saat ini, harga beras tertinggi di Pasar Induk Majenang mencapai Rp17 ribu perkilogramnya untuk beras jenis Pandan Wangi.


Sementara untuk beras jenis IR 64 dibanderol dengan harga Rp16 ribu perkilogramnya.


Salah satu pedagang beras di Pasar Induk Majenang, Warkum mengatakan bahwa kenaikan harga beras terjadi berangsur sejak beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Rumah Ketua KPPS di Pamekasan Dibom, Rumah Hancur


Hingga akhirnya pada hari ini Selasa (20/2) harga beras dengan kualitas terbaik menembus angka Rp17 ribu perkilogramnya.


"Kalau di Majenang dulu pernah paling mahal itu Rp15 ribu perkilogram, sekarang malah sudah Rp17 ribu perkilogram," katanya kepada Tribunbanyumas.com


Dijelaskan Warkum bahwa kenaikan harga beras di Pasar Induk Majenang berawal dari cuaca yang tak menentu.


Dimana para petani lokal yang biasa menanam padi pada bulan Oktober kini harus bergeser ke Januari imbas hujan yang tak kunjung datang saat itu.


Tentu dengan bergesernya musim tanam, membuat stok gabah di wilayah Cilacap barat berkurang.


"Ini kenapa naik-naik terus (read harga beras) karena hujannya telat, jadi tanamnya juga telat, stok padi habis.
Biasana bulan Oktober tanam, lah ini baru tanam bulan Januari," jelas Warkum.


Untuk mengatasi kelangkaan gabah di Cilacap barat kata Warkum, para pedagang akhirnya memilih menyetok gabah dari daerah lain.


Seperti contoh dari wilayah Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.


"Karena ngambilnya jauh, kita kena biaya transportasi, jadi harganya mahal," ungkap dia.

Baca juga: Rumah Ketua KPPS di Pamekasan Dibom, Rumah Hancur


Meski harga beras begitu tinggi, namun untuk penjualan beras kata Warkum masih normal.


Artinya tidak ada penurunan jumlah pembelian beras perharinya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved