Berita Jateng
Buntut Tragedi Jembatan Limpakuwus, Pemkot Semarang Diminta Periksa Standar Keamanan Tempat Wisata
Atas kejadian itu, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe Winarto mewanti-wanti Pemerintah Kota Semarang memperbaiki sistem wahan wisata ekstrem
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tragedi pecahnya kaca di Jembatan Kaca The Geong Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, menjadi perhatian DPRD Kota Semarang. Tragedi ini menjadi kewaspadaan bagi pengelola objek wisata di ibu kota Jawa Tengah.
Seperti ramai diberitakan, wahana jembatan kaca The Geong pecah dan merenggut nyawa seorang pengunjung dan melukai tiga lainnya.
Atas kejadian itu, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe Winarto mewanti-wanti Pemerintah Kota Semarang memperbaiki sistem wahan wisata yang mengusung konsep ekstreme.
"Dengan terjadinya kecelakaan di jembatan kaca yang ada di Baturaden itu setidaknya Pemerintah Kota Semarang segera mengecek setiap objek wsiata, bagaimana standar keamanannya. Terutama wisata ekstreme," Liluk, sapaannya, Jumat (27/10/2023).
Liluk meminta Pemerintah Kota Semarang, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) melakukan inspeksi terhadap fasilitas dan keamanan pengunjung di setiap objek wisata. Terutama, yang saat ini sedang dibangun adalah jembatan kaca Tinjomoyo.
Baca juga: Ada 121 Sekolah Swasta Gratis di Jateng, Pemkot Semarang Bakal Tambah
"Segera lakukan inspeksi, terutama itu jembatan kaca Tinjomoyo. Bagaimana standar keamanannya," pintanya.
Sementara itu, hingga kini Jembatan Kaca Tinjomoyo memang belum beroperasi mengingat masih menunggu hasil kajian kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Sebelumnya, Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, pembangunan Jembatan Kaca Tinjomoyo masih dinilai satu tahap karena baru sepotong jembatan. Masih banyak sarana prasarana yang dibutuhkan.
Misalnya, railing tangga kanan dan kiri secara K3 kurang memenuhi syarat karena ketinggiannya kurang. Selain itu, naik turun pengunjung masih menggunakan satu tangga karena baru dibangun satu akses.
Menurutnya, secara kontruksi, jembatan tersebur sangat baik. Namun, perlu ada mekanisme naik turun wisatawan dan keamanan harus dipersiapkan dengan baik. Perlu ada SOP yang diberlakukan saat operasional.
"Dari hasil kajian, akan diketahui kapasitas berapa. Walaupun secara konsturksi kuat, secara pengamanan harus kami persiapkan," terangnya.
Selain SOP, lanjut Wing, para petugas yang nantinya bertugas di jembatan kaca juga perlu diberi pelatihan. Mereka harus memiliki sertifikasi K3. (eyf)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.