Berita Jateng
Kawal! Bocah Meninggal dengan Luka di Kemaluan di Semarang, Pak RT Beri Kesaksian
Gadis cilik berinisial KSA (6) (berita sebelumnya menyebut 7), warga Pandansari, Sawah Besar, Gayamsari, diduga alami kematian akibat kekerasan
Penulis: iwan Arifianto | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG- Gadis cilik berinisial KSA (6) (berita sebelumnya menyebut 7), warga Pandansari, Sawah Besar, Gayamsari, diduga alami kematian akibat mendapatkan kekerasan.
Polisi belum mengungkap kekerasan yang menimpa korban kendati sudah melakukan autopsi.
Keluarga juga sudah menyetujui proses autopsi tersebut untuk menyingkap tabir kematian anak kelas 1 di SD Sawah Besar 2 itu.
Sebelumnya, tim dokter RS Panti Wilasa Citarum menemukan tanda-tanda ganjal di tubuh korban terutama di bagian dubur dan kemaluan yang berujung pelaporan ke pihak polisi.
Sedangkan Ketua RT setempat yang mengantarkan korban ke rumah sakit bersama kedua orangtuanya sempat keheranan atas kematian korban.
"Saya diminta tolong orangtua korban suruh antar ke rumah sakit Panti Wilasa Citarum karena korban sakit, saya bareng istri antar mereka yang bawa motor boncengan tiga pada Selasa (17/10/2023) siang pukul 14.00," kata Ketua RT 6 RW 2 Pandansari, Sawah besar, Gayamsari,Taryono (63), Rabu (18/10/2023).
Baca juga: Bocah Perempuan di Semarang Meninggal Diduga Tak Wajar, Ditemukan Luka di Dubur dan Alat Kelamin
Sepengetahuannya, korban memiliki riwayat penyakit sesak nafas berupa flek di paru-paru.
Sudah lima bulan terakhir korban menjalani pengobatan.
Korban ketika tiba di rumah sakit juga sudah dalam kondisi parah lantaran ketika ditangani oleh dokter tak berselang lama sudah meninggal dunia.
"Saya antar sampai pintu masuk ke UGD, hanya orangtuanya yang masuk, 20 menit kemudian bapaknya keluar dari UGD menemui saya, dia bilang korban sudah tidak bisa tertolong, itu sekitar pukul 16.00," jelasnya.
Taryono kemudian pulang untuk mempersiapkan proses pemakaman sewajarnya di kawasan perkampungan seperti memasang tratak, menggali liang lahat dan lainnya.
Namun, ternyata ia mendapatkan kabar jenazah korban dipindah ke RSUP Kariadi untuk diautopsi selepas mendapatkan persetujuan dari orangtuanya.
"Kita orang awam ga tahu, ada gejala lain kita ga paham," bebernya.
Terlebih pada malam harinya, rumah korban didatangi oleh Tim Inafis Polrestabes Semarang, Selasa (17/10/2023).
Polisi berbaju oranye tersebut melakukan olah tempat kejadian perkara hingga memeriksa beberapa jenis obat yang dikonsumsi korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.