Berita Bisnis

Cerita Sedih Pedagang dengan 15 Karyawan Usai Tiktok Shop Resmi Ditutup

Penutupan TikTok Shop di satu sisi dianggap tepat karena dinilai dapat mengurangi persaingan tidak sehat.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMS/BDI SUSANTO
Aplikasi Tiktok. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Pemerintah telah resmi melarang platform media sosial merangkap sebagai e-commerce.

Aturan itu tertuang dalam Permendag Nomor 31 Tahun 2023 yang merupakan revisi Permendag 50 Tahun 2020 tentang ketentuan perizinan usaha, periklanan, pembinaan, dan pengawasan pelaku usaha dalam perdagangan melalui sistem elektronik.

Adapun menurut aturan baru, di antaranya menekankan bahwa platform social commerce hanya bisa mempromosikan barang dan jasa, namun tidak bisa membuka fasilitas transaksi.


Atas aturan ini, platform media sosial Tiktok kemudian mengumumkan ditutupnya TikTok Shop di Indonesia mulai 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB.

Pengumuman itu telah diterima para pedagang atau seller dan memunculkan berbagai respon.


Penutupan TikTok Shop di satu sisi dianggap tepat karena dinilai dapat mengurangi persaingan tidak sehat.

Namun di sisi lain, hal ini juga berdampak bagi pedagang yang menggantungkan penghasilan melalui social commerce tersebut.

Baca juga: Residivis di Jepara Ini Hanya Butuh Waktu 15 Detik Gasak Motor, Sasarannya Honda Beat dan Vario


Hal itu yang kini juga menjadi kebimbangan Nizar (27), satu di antara seller di TikTok Shop. Nizar telah berjualan melalui platform tersebut tahun 2023 lalu.


Nizar mengatakan, barang elektronik dan fesyen yang ia tampilkan di berbagai platform media sosial dan e-commerce, penjualan di TikTok Shop selama ini memberikan kontribusi terbesar hingga 80 persen dari total.


Ditutupnya transaksi di TikTok Shop dikhawatirkannya dapat mengurangi potensi pendapatannya. 


"Potensi kerugian pasti ada, karena yang paling diandalkan sekarang di TikTok. Untuk sekarang ini, misal kami mencari penghasilan di tempat lain juga persaingannya sudah sangat ketat," kata warga Tegal, Jawa Tengah itu saat dihubungi Tribun Jateng.


Nizar lebih lanjut menilai keputusan pemerintah menutup TikTok Shop di tengah kondisi saat ini sudah bagus. Sebab menurutnya banyak produk dari luar negeri yang harganya dijual sangat rendah. Hal itu menimbulkan persaingan tidak sehat, terlebih bagi pelaku UMKM lokal yang selama ini berupaya mempertahankan usaha.


"Tapi di sisi lain, memang banyak mendapatkan hasil dari TikTok. Apalagi bicara soal pengangguran, teman-temanku banyak juga yang putus kerja kemudian berdagang di TikTok. Itu bisa untuk kehidupannya, kemudian ini ditutup ya bingung lagi," lanjut Nizar.


Nizar sendiri mengaku merasakan hal sama. Khusus di TikTok, sebutnya, omzetnya berjualan mampu mencapai lebih dari Rp 15 juta per bulan.


Adapun omzet itu ia dapatkan di kisaran Rp 500 ribu - Rp 1 juta per hari. Menurutnya, penghasilan itu cukup biaya hidup sehari-hari dan tim yang membantunya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved