Pahlawan Nasional

Kisah Dr. Tjipto Mangunkusumo di Ambarawa, Guru Soekarno yang Minta Makamnya tak Dibangun

Meskipun demikian, pemakaman tersebut juga menjadi tempat pemakaman umum masyarakat sekitar.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: khoirul muzaki
Ist
Dr. Tjipto Mangunkusumo 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Makam satu di antara tokoh pahlawan nasional kemerdekaan RI, dr Tjipto Mangoenkoesoemo berada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Lokasi tepatnya berada di dekat permukiman warga di Watu Ceper, Kelurahan Kupang, dekat dengan Pasar Projo Ambarawa.

Makam dr Tjipto sendiri terletak di tanah milik leluhur Mangoenkoesoemo, sehingga terdapat makam keluarganya seperti istri, adik, anak dan kedua orangtuanya.

Meskipun demikian, pemakaman tersebut juga menjadi tempat pemakaman umum masyarakat sekitar.

Makam dr Tjipto dan kerabatnya dibedakan dengan makam warga lain dengan dikelilingi pagar.

Baca juga: Berseragam Batik, Pasukan Lihai Bela Diri dan Menembak Amankan Menteri Ekonomi ASEAN di Semarang

Makam dr Tjipto sendiri juga dibangun monumen dengan patung wajahnya serta terdapat prasasti pembangunan.

Juru kunci makam dr Tjipto, Rosalia Suwarsinah (80), mengatakan bahwa pahlawan nasional tersebut meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta karena sakit pada 1943.

“Kemudian jenazahnya dibawa ke Ambarawa menggunakan kereta api karena dahulu kereta bisa langsung ke sini dari Stasiun Gambir,” kata Suwarsinah, Rabu (16/8/2023).

Dia menambahkan, dr Tjipto semasa hidupnya sempat meminta makamnya tidak dibuat marmer, melainkan hanya diberikan tanda berupa batu.

Baca juga: Cerita Veteran Arsawiradi Karim, Hancurkan Jembatan untuk Cegah Serdadu Belanda Lewat

Dengan makam yang biasa saja tersebut, Suwarsinah menjelaskan bahwa presiden Soekarno saat berziarah di sana sempat menginginkan makam tersebut diperbaiki.

"Pak Karno datang ke sini tahun 1955, meminta makam dr Tjipto diperbaiki lebih bagus, kemudian beliau memberikan bantuan semen 100 sak," imbuh dia.

Saat itu juru kunci makam dr Tjipto adalah ayah dati Suwarsinah.

Menurut Suwarsinah, ayahnya bercerita bahwa dr Tjipto merupakan guru dari Soekarno.

“Bung Karno meminta ayah saya menjaga makam ini karena dr Tjipto adalah gurunya,” kata  Suwarsinah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved