Waisak 2023
Penataan Borobudur Manjakan Umat Budha dari Seluruh Dunia Beribadah saat Perayaan Waisak
Penataan Candi Borobudur yang dilakukan Pemprov Jateng membuat umat Buddha dari seluruh dunia nyaman menjalani ritual saat Waisak 2023.
TRIBUNBANYUMAS.COM, MAGELANG - Penataan Candi Borobudur yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jateng membuat umat Buddha dari seluruh dunia nyaman menjalani ritual saat Waisak 2023.
Perayaan Waisak 2567 Buddhist Era (BE) yang diselenggaran di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang berlangsung khusyuk sekaligus meriah.
Selain dihadiri umat Buddha Indonesia, juga diikuti Biksu dari berbagai negara.
Hal itu tidak lepas dari upaya penataan kawasan Candi Borobudur oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memicu pariwisata sekaligus peribadatan umat Buddha.
Baca juga: Khusyuk, Detik-detik Waisak 2023 di Candi Borobudur Diikuti Umat Buddha dari Eropa hingga Amerika

Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turun tangan menjadi mandor.
Ia seringkali mengecek langsung proses penataan, terutama pengembangan infrastruktur.
Wakil Ketua Waisak 2023 Bante Dhammavuddho mengatakan bahwa penataan tersebut tidak hanya memanjakan umat Buddha yang hendak beribadah.
Penataan kawasan itu juga menyedot pelancong datang.
"Harmonisasi dan toleransi ini berkembang di sini lebih baik lagi.
Selain punya infrastruktur baik, turis akan merasa feel like home kalau misalnya kenal dengan orang, smiling mau menyapa ini adalah magnet tersendiri," ujarnya, seusai melakukan ritual di Candi Mendut, Sabtu (3/6/2023).
Ia pun menyebut, banyak umat Buddha yang antusias ikut menjalani perayaan Waisak tahun ini.
"Sudah lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya.
Kalau dulu lebih crowded.
Sekarang sudah ada jalur yang lebih bagus, penataan yang baik dan mungkin infrastruktur seperti pagar dan sebagainya lebih rapi," paparnya.
Wajah Indonesia Bikin Bikkhu Menangis
Ia mengaku, Waisak 2023 menjadi istimewa dengan kedatangan 32 bikkhu yang melakukan ritual Thudong dari Thailand ke Borobudur di Magelang Jawa Tengah.
Menurut Dhammavuddho, antusiasme warga menyambut menjadi spirit tersendiri bagi para biksu melakoni ritual kuno tersebut.
Ia menyebut, puluhan bikkhu tersebut menempuh jarak 2.600 kilometer.
Baca juga: Jelang Detik-detik Waisak 2023, Umat Buddha Kirab Jalan Kaki dari Candi Mendut ke Candi Borobudur
Di Jawa Tengah mereka juga mendapat sambutan, di sepanjang jalan yang mereka lewati.
Dukungan, datang juga dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Hal itu menjadi semangat tersendiri bagi mereka.
"Awalnya mereka tidak kenal, tapi begitu dikenalkan mereka merasa bahagia karena, sampai tingkatan gubernur itu dengan rendah hati.
Malah ketemu pas istirahat tidak ada janjian.
Pak Ganjar merakyat dan mereka terkesan," imbuhnya.
Seorang pelaku ritual Thudong Banthe Kantadammo mengaku terkesan dengan antusiasme yang diberikan oleh masyarakat.
Hal itu ia rasakan terutama saat berada di Ambarawa dan Magelang.
"Ambarawa dan Magelang sangat luar biasa.
Di Ambarawa kata kepala polisi yang ramai itu pas tahun baru dan Imlek.
Tapi kemarin, pas ada perjalanan Thudong sambutannya luar biasa," ucap Bante Kantadammo yang biasa dipanggil Bante Wawan itu
Pria kelahiran Cirebon yang telah enam tahun belajar di Thailand tu mengaku biasa melakukan ritual Thudong.
Namun, sambutan yang dilakukan di Indonesia begitu besar.
Baca juga: Api Dharma Waisak Bersumber dari Api Abadi Mrapen Grobogan, Dibawa dalam Anglo Bentuk Teratai
Diceritakannya, perjalanan dilakukan pada 23 Maret 2023.
Melintasi negeri Jiran pada bulan puasa, sambutan tidak mereka rasakan.
Namun sesampainya di Bekasi dan Karawang, sambutan mulai banyak.
"Inilah wajah-wajah Indonesia lama, yang murah senyum, ramah tamah menerima siapapun juga tanpa melihat ras maupun aliran.
Inilah wajah indonesia yang pernah hilang sekarang muncul," paparnya.
Sesampainya di Borobudur, ia dan puluhan Bhikku Thudong kemudian melakukan ritual tersendiri.
"Pada waktu masuk ke Borobudur kita punya ritual tersendiri untuk umat Buddha.
Kita menghayati dan bikkhu yang melakukan perjalanan tudhong mereka keluarkan semua perasaan sampai menangis," urainya.
Terakhir, ia berharap agar semua pihak menjaga wajah Indonesia seperti sekarang.
Baca juga: Muncul 2 Tanggal Merah sebagai Hari Raya Waisak di Kalender 2023, 6 Mei dan 4 Juni. Mana yang Benar?
Sebagai negara yang tidak memandang suku, ras dan agama.
"Maka kiranya, dengan menjaga Indonesia damai, maka akan banyak turis yang datang ke Indonesia," pungkas Bante Kantadammo.
Seperti diketahui, pembangunan kawasan Borobudur dilakukan sinergis.
Secara khusus Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ditunjuk menjadi mandor penataan kawasan Borobudur.
Beberapa proyek mendapat perhatian dari Ganjar, di 2021. Ini dilakukan agar pembangunannya dipercepat.
Di antaranya proyek pengolahan sampah di Desa Tuksongo, pembangunan community center Desa Kembanglimus, pembangunan gerbang Palbapang dan pengembangan desa akses budaya Mendut-Pawon, di Desa Bojong Magelang.
Perhatian pun disertai dengan solusi agar pembangunan di kawasan tersebut cepar rampung. (*)
Baca juga: Ganjar Ikut Terbangkan Lampion pada Perayaan Malam Dharmasanti Waisak di Candi Borobudur
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.