Berita Jateng
Mudik Ala Gepeng Semarang, Kerja Setahun Lalu Pulang untuk Lebaran
Kota Semarang sempat sepi gelandangan dan pengemis (pengemis) selama momen libur lebaran kemarin
Penulis: iwan Arifianto | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG- Kota Semarang sempat sepi gelandangan dan pengemis (pengemis) selama momen libur lebaran kemarin.
Kini, kota lumpia kembali ditemukan oleh gepeng, pengaman dan anak jalanan.
"Ya mungkin libur sementara, kerja setahun lalu untuk pulang," ucap Sub Koordinator Tuna Susila dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial Kota Semarang, Bambang Sumedi, kepada Tribunjateng.com, Sabtu (6/5/2023).
Dinsos mengklaim jumlah gepeng dan pengemis di kota Semarang selepas lebaran ini masih stagnan.
Meraka adalah wajah lama yang sering kambuh yang berulang kali mangkal di kota Semarang.
Di antaranya pengemis di traffic light jalan Agus Salim Deket pasar Johar.
Pengemis di ADA, Banyumanik. Adapula pengemis bawa anak di Traffic Light Krapyak dan berbagai titik lainnya.
"Tidak ada perkembangan naik-turun, orangnya itu-itu saja. Mereka juga lihai kabur saat petugas merazia," ungkapnya.
Menurutnya, mayoritas para gepeng di kota Semarang merupakan warga luar kota.
Hal itu sudah dibuktikan selama razia di jalanan selama ini.
Para gepeng maupun pengamen yang tertangkap berasal dari luar kota.
"Hampir 90 persen berasal dari luar kota Semarang. Selama saya bertugas yang ketangkap dari luar kota semua, terutama manusia silver," katanya.
Bambang menyebut, selama empat bulan ini sudah memulangkan pengemis ke kota asal sebanyak lima orang.
Mereka berasal dari Purwodadi dan Demak.
Lima orang tersebut merupakan hasil razia Satpol-PP.
"Tidak semuanya diserahkan ke kami, adapula yang ketangkap satpol PP hanya didata, dibina lalu membuat surat pernyataan," jelasnya.
Modus para pengemis maupun pengamen jalanan seperti manusia silver juga kian kreatif.
Meraka lebih memilih turun ke jalan saat malam hari lantaran di jam-jam seperti itu petugas tidak keliling.
Ia menuturkan, Dinsos sejauh ini sudah sosialisasi secara maksimal, hanya saja terkendala di penangkapan.
Seharusnya ada perhatian khusus dari pemangku wilayah seperti seksi ketentraman dan ketertiban (Trantib) di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk bisa membantu patroli di wilayah.
"Trantib bisa mobiling terus di wilayahnya masing-masing," ujarnya.
Penangkapan para gepeng mengandalkan Satpol PP saja tidak cukup.
Mereka juga fokus melakukan penertiban lainnya seperti penertiban PKL, spanduk liar dan lainnya.
"Harus ada penanganan khusus soal anjal dan gepeng ini, seperti patroli gabungan agar bisa menjaring lebih banyak," tandasnya. (Iwn)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.