Ramadan 2023
Masjid Tertua di Wonosobo: Al-Manshur, Jadi Magnet Peziarah Datang ke Makam Kyai Walik
Masjid Al-Manshur berada di area Pondok Pesantren Al-Manshur yang juga terdapat makam Kiai Walik.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Masjid Al-Manshur, disebut menjadi masjid tertua di Wonosobo, Jawa Tengah. Tempat ibadah umat Islam ini juga menjadi saksi sejarah penyebaran agama Islam di Kota di atas Awan, julukan Wonosobo.
Masjid yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro No13 ini sekaligus saksi berdirinya Wonosobo.
Masjid Al-Manshur berada di area Pondok Pesantren Al-Manshur yang juga terdapat makam Kiai Walik.
Sehingga tempat ini ramai baik para santri, maupun masyarakat yang ingin berziarah di makam Kiai Walik.
Baca juga: Masjid Agung Solo Siapkan 300-400 Takjil Setiap Hari selama Ramadan, Gratis!

Makam Kiai Walik berada di belakang masjid Al-Manshur.
Dalam ceritanya, Kiai Walik bersama dua ulama lainnya yakni Kiai Kolodete dan Kiai Karim menyebarkan agama Islam di tengah penduduk Wonosobo.
Dalam ceritanya, Kiai Walik dulunya bermukim di wilayah sekitar Wonosobo.
Beliau merupakan sosok ulama yang dekat dengan rakyat dan banyak disegani.
Hingga saat ini, makam ini ramai didatangi peziarah baik dari Wonosobo maupun luar Wonosobo untuk berziarah.
Baca juga: Salat Tarawih di Masjid Raya Zayed Solo Digelar 23 Rakaat, Lokasi Jemaah Pria dan Wanita Beda Lantai
Latar Belakang nama Masjid Al-Manshur
Meski tidak ada dokumen pasti yang menerangkan sejarah masjid Al-Manshur, namun sejak dahulu hingga sekarang masjid ini menjadi magnet masyarakat untuk beribadah maupun berziarah.
Cerita sejarah terkait masjid Al-Manshur dari mulut ke mulut sesepuh terdahulu.
Menurut KH Achmad Chaedar Idris selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur, mengungkapkan, dalam sejarahnya Masjid Al-Manshur bernama Masjid Besar Wonosobo.
"Lengkap dengan pesantren, Masjid Besar Wonosobo semula berada di sebelah barat alun-alun.
Namun karena dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang, akhirnya dipindahkan ke utara, sekitar 500 meter dari alun-alun," jelasnya.
KH Manshur yang merupakan seorang penghulu kabupaten pada zamannya mewakafkan tanah seluas kurang lebih 7.000 meter persegi di kampung Kauman Utara sebagai tempat baru Masjid Besar Wonosobo pada waktu itu.
Hingga akhirnya masjid mulai dibangun tahun 1847 M (1263 H) dan baru selesai sembilan tahun kemudian, yaitu tahun 1856.
Untuk mempermudah pengelolaan masjid, pada tahun 1972 takmir masjid yang diketuai H Moch Sjoekoer yang juga cucu dari KH Manshur, membentuk Yayasan Masjid Al-Manshur.
Baca juga: Dinanti saat Ramadan, Tradisi di Masjid Menara Kampung Melayu Kota Semarang Ini Terjaga Sejak 1802

Bersamaan ini pula nama Masjid Besar Wonosobo berganti nama menjadi masjid Al-Manshur.
Nama ini digunakan sebagai bentuk dedikasinya dengan kebesaran hati mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid.
KH Manshur merupakan putera dari KH Marhamah Bendosari Sapuran.
Cucu dari R Soetomarto II, dan masih keturunan ke-17 dari Brawijaya V, Raja Majapahit.
Konstruksi Masjid Al-Manshur
Bangunan masjid Al-Manshur memiliki gaya Jawa kuno, menggunakan bahan kayu dengan tiang-tiang berornamen ukiran.
Tampak dari depan maupun kanan kiri dikelilingi tiang-tiang penyangga, dengan lantai berwarna kuning kecokelatan.
Seperti pada masjid umumnya masjid ini dilengkapi dengan beduk, maupun mimbar di dalamnya.
Suasana tenang begitu terasa saat pertama kali menginjakan kaki di serambi masjid, hingga semakin ke dalam suasana teduh begitu menyelimuti dengan pemandangan ornamen kayu dan hembusan angin yang masuk dari jendela kayu khas Jawa.
Baca juga: Masjid Baitussalam Saka Tunggal Banyumas, Sudah Ada Sejak 1288, Dibangun Jauh Sebelum Era Wali Songo

Masjid Al-Manshur telah mengalami renovasi beberapa kali.
Di tahun 1924 setelah gempa besar atap yang semula menggunakan ijuk diganti dengan genteng.
Kemudian pada tahun 1972 atap genteng diganti dengan seng dan bangunan serambi dibuat model gaya Spanyol.
Hingga tahun 2018 bentuk serambi dikembalikan seperti sebelumnya, ditambah dengan emperan, agar bisa menampung lebih banyak jamaah.
Masjid Al-Manshur memiliki kegiatan rutin yang telah ada sejak dahulu.
Di antaranya tradisi pengajian setonan setiap hari Sabtu dan pengajian selapanan.
Jamaah yang datang pun tidak tanggung-tanggung, mencapai ribuan orang dari berbagai wilayah di Wonosobo.
Saat Ramadan tiba, di trotoar depan Masjid Al-Manshur menjadi tempat untuk ngabuburit, setiap bakda Ashar hingga maghrib yang diberi nama Romadhon On The Street (ROTS).
Tak heran, daerah ini menjadi salah satu titik keramaian di Wonosobo saat Ramadan tiba. (*)
Baca juga: Masjid Agung Jawa Tengah di Magelang Mulai Dibangun, Ganjar: Ini Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Kebumen Ramadan Hari Ke-30, Besok Jumat 21 April 2023 |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Banjarnegara Ramadan Hari Ke-30, Jumat 21 April 2023 |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Cilacap Ramadan Hari Ke-30, Besok Jumat 21 April 2023 |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Purbalingga Ramadan Hari Ke-30, Besok Jumat 21 April 2023 |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Banyumas Ramadan Hari Ke-30, Besok Jumat 21 April 2023 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.