Berita Banyumas

Masjid Baitussalam Saka Tunggal Banyumas, Sudah Ada Sejak 1288, Dibangun Jauh Sebelum Era Wali Songo

Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena hanya mempunyai saka tunggal (satu tiang penyangga). Tiang penyangga utama berada di tengah bangunan utama.

Permata Putra Sejati/TribunBanyumas.com
Seorang pengunjung tengah mengagumi struktur bangunan Masjid Saka Tunggal, Wangon, Banyumas. Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena hanya mempunyai saka tunggal (satu tiang penyangga). Tiang penyangga utama berada di tengah bangunan utama masjid. Saka tunggal itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti alif, harus lurus. 

Kalau bengkok, maka bukan lagi manusia," ujarnya kepada TribunBanyumas.com, Senin (27/2/2023).

Baca juga: Pimpin Upacara HUT Kabupaten Banyumas, Bupati Husein Minta Maaf: Nyong Njaluk Pangapurane

Menurut Sulam, Saka guru yang menjadi tiang utama masjid sama sekali tidak pernah direnovasi.

Keaslian yang masih terpelihara terlihat dari ornamen di ruang utama, khususnya di mimbar khotbah dan imam.

Keberadaan Kera Liar

Ada dua ukiran di kayu yang bergambar nyala sinar matahari.

Gambar seperti ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan kuno era Singasari dan Majapahit.

Baca juga: Bikin Takjub Warga! Atraksi Aero Modeling Hiasi Langit Purwokerto, Meriahkan HUT Kabupaten Banyumas

Pengunjung saat memberi makan kumpulan kera yang berada di warung dekat Masjid Saka Tunggal, Wangon, Banyumas, Rabu (9/9/2020).
Pengunjung saat memberi makan kumpulan kera yang berada di warung dekat Masjid Saka Tunggal, Wangon, Banyumas, Rabu (9/9/2020). (TRIBUNBANYUMAS.COM/PERMATA PUTRA SEJATI)

Kekhasan yang lain adalah atap dari ijuk kelapa berwarna hitam.

Atap seperti ini mengingatkan bangunan pura zaman Majapahit atau tempat ibadah umat Hindu di Bali.

Tempat wudu pun juga masih bernuansa zaman awal didirikan meskipun dindingnya sudah diganti dengan tembok.

Sejak tahun 1965 masjid ini sudah dua kali dipugar.

Selain dinding tembok, juga diberi dinding anyaman bambu serta lapisan atap seng, Meski sebagian dinding telah direhab dengan tembok, tetapi arsitektur masjid tetap tidak diubah.

Sehingga tidak ada perbedaan bentuk yang berarti dari awal berdiri hingga sekarang.

Sedangkan tiang dari kayu jati yang menopang bangunan utama masjid dengan ukuran masih terlihat begitu kokoh.

Selama ratusan tahun berdiri, warga dan jamaah di Cikakak sama sekali tidak mengganti bangunan utama yang ada di tempat itu

Kecuali hanya membangun tembok sekeliling masjid sebagai penopang.

Baca juga: Ini Pesan Ketua DPRD di Hari Jadi Ke-452 Banyumas: Tetap Guyub Rukun

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved