Penyakit LSD pada Sapi

Mengapa Penyakit LSD pada Sapi Sangat Berbahaya? Ini yang Harus Dilakukan Peternak

Kasus Lumpy Skin Disease (LSD) merebak di Kabupaten Semarang sejak awal Desember 2022 dan meningkat terus dari hari ke hari.

Editor: Pujiono JS
Min An / PEXELS
ILUSTRASI - Sapi sedang berada di padang rumput. Kasus Lumpy Skin Disease (LSD) merebak di Kabupaten Semarang sejak awal Desember 2022 dan meningkat terus dari hari ke hari. Hingga kini tercatat 819 ekor sapi telah terjangkit penyakit ini dengan ditandai kulit yang berbenjol. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Kasus Lumpy Skin Disease (LSD) merebak di Kabupaten Semarang sejak awal Desember 2022 dan meningkat terus dari hari ke hari.

Hingga kini tercatat 819 ekor sapi telah terjangkit penyakit ini dengan ditandai kulit yang berbenjol.

Mengapa penyakit ini berbahaya?

Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit viral yang sangat menular dan berbahaya yang menyerang sapi.

Baca juga: Sapi Ternak di Kabupaten Semarang Mulai Terserang LSD, Kulit Berbenjol. Menular!

Baca juga: Usai Wabah PMK, Ternak Sapi di Salatiga Terancam Terjangkit LSD. Begini Gejalanya

Virus ini termasuk dalam keluarga Poxvirus dan menyebar melalui gigitan serangga yang terinfeksi, seperti nyamuk dan agas (sejenis lalat kecil).

Gejala LSD pada sapi termasuk demam, pembesaran kelenjar limfe, dan perkembangan benjolan kulit atau nodul yang khas.

Benjolan tersebut dapat berbeda ukurannya dan dapat ditemukan pada kulit kepala, leher, dan tubuh.

Dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

LSD tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan pada sapi yang terinfeksi, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada industri ternak.

Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi susu, penurunan berat badan, dan infertilitas pada hewan yang terkena.

Selain itu, keberadaan LSD dalam kawanan dapat menyebabkan pembatasan perdagangan, karena negara dapat melarang impor sapi dari daerah yang terinfeksi.

Salah satu kekhawatiran terbesar dengan LSD adalah potensinya untuk menyebar dengan cepat.

Virus dapat ditransmisikan melalui pergerakan sapi yang terinfeksi, serta melalui gigitan serangga yang terinfeksi yang dapat bepergian jarak jauh.

Ini menyulitkan untuk mengendalikan outbreak dan mengontrol penyebaran penyakit.

Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk LSD, dan cara terbaik untuk mengontrol penyakit adalah melalui tindakan preventif.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved