Gempa Cianjur
Mobil Berisi 7 Orang Guru TK Hilang di Desa Cibeureum, Belum Ada Kabarnya Sejak Gempa Terjadi
Menurut laporan instagram @infocianjur ketujuh orang itu hilang di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Cianjur, setelah gempa Cianjur terjadi.
TRIBUNBANYUMAS.COM, CIANJUR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 40 orang hilang setelah terjadinya gempa Cianjur pada Senin (20/11/2022).
Data orang hilang itu kemungkinan termasuk enam orang guru TK Al-Azhar dan satu orang sopir yang berada dalam mobil Avanza.
Rombongan para guru baru saja mengikuti kegiatan Sarongge bersama Bupati Cianjur Herman Suherman sebelum gempa mengguncang Cianjur.
Menurut laporan Instagram @infocianjur ketujuh orang itu hilang di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Cianjur, setelah gempa Cianjur terjadi.
Seorang adik dari korban yang belum ditemukan mengatakan mobil Avanza yang ditumpangi para guru itu bernomor polisi B 2628 SKR bercirikan logo sekolah Al Azhar di sisi kanan dan kiri.
”Hingga saat ini mereka belum.kembali dan tak bisa dilacak nelalui telepon genggamnya,” kata Dadan Asikin, keluarga salah seorang anggota rombongan yang diduga korban longsor itu.
Wakil Kepala SMP Islam Al-Azhar Cianjur, Panji Nurhaidin, membenarkan belum ditemukannya kepala sekolah TK Al-Azhar Cianjur tersebut.
“Benar kang, sampai sekarang belum kembali dan kita terus melakukan pencarian, diduga korban terjebak di longsoran Cijedil saat gempa terjadi,” kata Panji.
Masih dikutip dari Instagram @infocianjur berikut info atau data korban yang hilang:
1. Yayah (KS TK Bina Insani)
2. Tati (KS TK Al Ianah)
3. Jubaedah (KS TK Perwari)
4. Ilis (KS TK Kosgoro)
5. Yeni (KS TK Al Azhar)
6. Bu Yanti dan anak (TK insan Hasanah)
7. Pak Andika (TK Al Azhar)
Cuaca Menjadi Kendala Evakuasi

PLT Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari menyebut yang menjadi kendala dalam proses evakuasi korban gempa Cianjur ini bukanlah personel atau alat perangkat, melainkan kendala cuaca.
Pasalnya Abdul menyebut pihaknya telah mengerahkan sekitar seribu orang personel dan itu masih cukup untuk melakukan evakuasi.
"Kendala kita di lapangan itu bukan alat perangkat atau personel, kalau alat perangkat dan personel kita itu cukup. Personel kita lebih dari seribu orang, tetapi memang kendala kita di cuaca," terang Abdul seperti dikutip TribunJabar.
Abdul menjelaskan, cuaca menjadi kendala proses evakuasi karena berdasarkan laporan BMKG, di lokasi perbukitan dan lokasi sisa longsor masih ditemukan adanya retakan tanah.
Jika terjadi hujan dengan instensitas tinggi di area retakan tanah tersebut, maka ada kemungkinan terjadinya longsor susulan.
Hal tersebut pun nantinya akan berpengaruh pada keselamatan tim pencari, karena menurut Abdul keselamatan tim pencari tetap yang utama.
"Kenapa kita harus hati-hati di cuaca, karena laporan BMKG yang melakukan survei dengan menggunakan pesawat nirawak kemarin, itu di lokasi perbukitan, di lokasi sisa longsor itu masih ditemukan bongkahan atau retakan tanah."
"Yang kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi, itu berpotensi menimbulkan longsor susulan. Nah tentu saja dalam konteks ini keselamatan tim pencari itu yang utama. Meskipun target harus tetap kita upayakan," pungkasnya.
Rencana Evakuasi Hari ke-4

Tim SAR Gabungan berencana mencari dan mengevakuasi 40 warga yang dilaporkan masih hilang pasca-gempa bumi 5.6 Skala Magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pencarian hari keempat ini,Kamis (24/11) dimulai briefing kekuatan personil, SOP, dan petunjuk kerja di Posko Tim SAR Gabungan yang terletak di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Kepala Kantor SAR Bandung selaku SAR Mission Coordinator, Jumaril, menyebut berdasarkan hasil evaluasi dan briefing rencana operasi SAR hari ini akan dibagi menjadi 2 worksite dan 2 shift yaitu Worksite A dan Worksite B serta assesmen SAR di 12 kecamatan terdampak.
Worksite yakni di Warung Sate Sinta, dengan Shift 1 sebanyak 153 Personil plus 5 Search Dog, sedangkan Shift 2 sebanyak 157 Personil plus 4 Personil Technical Search (Life Detector).
Worksite B dilakukan di Desa Cijedil RT 3 RW 1 di Kecamatan Cugenang, dengan Shift 1 sebanyak 147 personil plus 4 Personil Technical Search (Life Detector), kemudian Shift 2 sebanyak 149 personil plus 4 Search Dog.
"Assessment search and rescue di 12 kecamatan oleh 264 personil untuk memastikan tidak ada korban yang perlu evakuasi," kata Jumaril melalui siaran digitalnya.
Target pencarian hari ini yaitu menemukan korban di kedua worksite tersebut dan memastikan bahwa di 12 kecamatan terdampak sudah tidak ada lagi yang perlu dievakuasi.
Setiap unit diharapkan dapat melaksanakan aksi pencarian dan pertolongan pada worksite yang telah ditentukan.
Setiap unit juga melakukan pengecekan wilayah terdampak gempa apabila menerima informasi ada yang memerlukan bantuan pencarian dan pertolongan selanjutnya.
"Jika korban ditemukan akan di evakuasi ke RSUD Cianjur menggunakan ambulance dari pihak desa," katanya.
Ia mengatakan status korban update terbaru dari data posko utama dinyatakan bahwa warga terdampak yang mengalami luka sebanyak 2.043 orang, mengungs sebanyak 61.908 orang, meninggal dunia sebanyak 271 orang yang telah teridentifikasi, dan yang dalam pencarian 40 orang.
"Total yang dievakuasi, yang meninggal dunia 37 orang dan yang selamat 2 orang," katanya.
Kekuatan personel per 24 November pukul 07.00 WIB sebanyak 1.217 personel.
Alat utama yang digunakan antara lain:
- 7 Unit Truk Personil,
- 3 Unit Rescue Truck,
- 4 Unit Rescue Compartment,
- 6 Unit Rescue Car Double Cabin,
- 2 Unit Excavator PUPR,
- 4 Unit Motor Trail,
- 1 Unit Drone,
- 5 Unit Palsar Ekstrikasi,
- 4 Set Palsar CSSR (Collapse Structure Search and Rescue) pertolongan di medan reruntuhan,
- 2 Set Alkom,
- 3 Set alat Evakuasi,
- 2 Unit Tenda Posko,
- 1 Unit Tenda Peralatan,
- 1 Unit Tenda Medis dan
- 1 Unit Pal Medis.
Artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com dengan judul Rombongan Guru TK Dikabarkan Hilang saat Gempa, Segera Cek, Berikut Nama Orang yang Hilang