PSIS Semarang
Pemain Muda PSIS Ini Hanya Main 1 Menit di Era Sergio, Kini Bisa Main 90 Menit, Kantongi Messidoro
Padahal, di era kepelatihan Sergio Alexandre, pemain muda jebolan akademi PSIS ini sangat minim mendapatkan menit bermain, hanya 1 menit bermain.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Semenjak Acmad Resal Oktavian mengambil kursi pelatih caretaker PSIS Semarang, sang pelatih tidak takut memberikan pemain muda kesempatan.
Sebut saja seperti Aqsha Saniskara Prawira yang mendapatkan menit bermain 90 menit atau waktu penuh saat laga krusial menghadapi Persis Solo di Stadion Manahan Solo.
Padahal, di era kepelatihan Sergio Alexandre, pemain muda jebolan akademi PSIS ini sangat minim mendapatkan menit bermain, hanya 1 menit bermain yang didapatkan Aqsha selama gelaran Liga 1.
Waktu bermain satu menit yang didapatkan Aqsha itu saat PSIS melawan Persik Kediri di laga home di Stadion Jatidiri Semarang.
Baca juga: Rasiman Beberkan Masalah Utama Persis Solo saat Ditahan Imbang PSIS Semarang di Liga 1 Derby Jateng
Kala itu, Aqsha menggantikan Anreas Ado pada menit ke-89.
Terlepas dari menit bermain, pemain 21 tahun ini layak diberi apresiasi saat bermain kontra Persis Solo.
Hal tersebut karena Aqsha mengemban tugas baru sebagai gelandang bertahan ketika menghadapi Persis Solo.
Aqsha sebenarnya berposisi asli sebagai bek, baik bek sayap ataupun bek tengah, namun saat menghadapi Persis, ia ditunjuk sebagai gelandang bertahan.
Baca juga: Resal: Satu Poin Penting PSIS Semarang Kontra Persis Solo Naikan Mental Pemain
Tugas baru tersebut berhasil dijalankan Aqsha dengan baik.
Satu di antaranya yakni mampu mengatasi pergerakan playmaker Persis Solo, Alexis Messidoro.
Hal tersebut membuat Messidoro kesulitan dalam mengembangkan permainan di lini tengah.
Kreativitas serangan Persis juga dinilai sangat kurang, permainan mereka cenderung monoton.
Baca juga: Komentar Kiper PSIS Wahyu Tri usai Laga Melawan Mantan Klubnya Persis Solo di Derby Jateng
Aqsha mengaku dirinya memang mendapat tugas khusus dari tim pelatih mematikan pergerakan pemain andalan Laskar Sambernyawa tersebut.
"Pelatih pesan ke saya, ketika Persis pegang bola jangan sampai Messidoro bisa terima bola dengan nyaman.
Soalnya pemain kunci Persis adalah Messidoro dan kemanapun dia bergerak harus diikuti," kata Aqsha kepada tribunbanyumas.com, Senin (5/9/2022).
Bicara pengalaman perdana tampil sebagai gelandang bertahan dalam laga bigmatch diakui Aqsha cukup menguras tenaga.
Baca juga: Hasil Akhir Persis Vs PSIS di Derby Jateng 0-0: Akur Berbagi Poin!
Berbeda ketika bermain sebagai bek sayap.
"Cukup menguras fisik dan pasti lebih capek di posisi gelandang bertahan dbandingkan dengan posisi bek sayap.
Apalagi dengan intensitas pertandingan Derby Jateng pasti tinggi," ungkap Aqsha.
Yang jelas, jika nanti pelatih kembali menunjuknya sebagai gelandang bertahan ia siap dimainkan di posisi tersebut.
Pekerjaan rumahnya kedepan yakni beradaptasi lebih baik lagi di posisi gelandang bertahan.
Baca juga: Komentar Kiper PSIS Wahyu Tri usai Laga Melawan Mantan Klubnya Persis Solo di Derby Jateng
Selain itu juga dibutuhkan permainan konsisten.
"Ini kan posisi baru yang saya perankan selama ini.
Pastinya perlu adaptasi dengan posisi tersebut.
"Saya masih banyak kekurangan, tapi ya bakal belajar terus kedepannya.
Kalo pelatih memainkanku di posisi gelandang lagi, selebihnya tidak ada masalah.
Cuma perlu adapatasi saya.
Itu intinya!" kata pemain asal Ungaran, Kabupaten Semarang tersebut.(*)
Baca juga: Hasil Babak Pertama Persis Vs PSIS di Derby Jateng 0-0: Intensitas Tinggi Minim Kreasi